Mohon tunggu...
Albina MerryCeyzha
Albina MerryCeyzha Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hutan Merah

10 Desember 2024   17:58 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:57 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari bersinar terik di Yogyakarta. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai beradu dengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutan yang lainnya. Ya, inilah tempat tinggal Dodo, si anak gajah Lampung yang sekarang tengah asyik bermain bersama teman-temannya di sebuah sungai.

       Ketika menyemprotkan air ke arah Dodo anak gajah lainnya dengan belalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan mereka terpecah oleh bunyi bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak Dodo kenal.

       "Hei, lihat itu!"

       Semua serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langit yang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itu semakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertama kali mereka saksikan. Selama ini yang mereka tahu, langit selalu berwarna biru cerah dengan awan putih berantakan.

Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Momo tiba-tiba saja datang sambil memekik nyaring, "Hutan terbakar! Hutan terbakar!"

       Semua ikut memekik ketakutan. Hutan terbakar! Tempat tinggal mereka terbakar!

       "Dodo! Apa yang kau lakukan!? Cepat pergi!" Tata berteriak sambil menarik belalai Dodo dengan belalainya..

       Suasana hutan yang tadinya damai tenteram, seketika menjadi neraka bagi semua hewan. Asap hitam pekat yang mulai menyelimuti seluruh hutan ini. Suhu udara mulai panas, membuat para hewan makin berteriak nyaring.

       Dodo panik bukan main. Sambil mengikuti langkah Tata, matanya bergerak ke sana-ke mari, mencari sosok ibunya.

       "Tata! Di mana ibuku?" tanya Dodo.

       "I-ibu ... ibumu ...." Tata tidak bisa menjawab karena sama-sama tidak tahu di mana ibu Dodo berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun