Mohon tunggu...
Albi Faqih
Albi Faqih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

anak baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Antar Budaya Dalam Film Pariban Idola Dari Tanah Jawa

15 Januari 2024   00:46 Diperbarui: 15 Januari 2024   00:47 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deskripsi Film

"Pariban Idola dari Tanah Jawa" yang rilis pada tahun 2019 ini disutradarai oleh Andibachtiar Yusuf adalah sebuah karya sinematik yang memukau, memadukan keindahan alam Tanah Jawa dengan kekayaan budaya dan nilai-nilai luhur yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sentuhan sutradara yang cermat dan penuh bakat, film ini mengajak penonton untuk merasakan getaran kehidupan di desa-desa Jawa, meresapi kehangatan persahabatan, dan menyaksikan perjalanan heroik menuju impian.

Latar belakang film ini memberikan pemandangan yang memukau, dengan sawah hijau yang meliuk-liuk, perbukitan yang hijau, dan purbakala yang membayang di kejauhan. Pemandangan ini menciptakan latar yang menggugah perasaan, menciptakan atmosfer yang mendalam dan memikat.

Kisahnya diwarnai oleh karakter-karakter yang kuat dan berwarna, masing-masing membawa beban hidupnya sendiri. Penonton akan menyaksikan perjuangan cinta, kegigihan dalam menghadapi cobaan hidup, dan keberanian untuk mewujudkan impian di tengah-tengah keseharian yang penuh warna. Para pemain membawa karakter-karakter ini hidup, mempersembahkan performa yang kuat dan meyakinkan.

"Pariban Idola dari Tanah Jawa" menghadirkan kisah kebersamaan dan persatuan melalui konsep "pariban" yang diakar dalam budaya Batak. Ini bukan hanya tentang keluarga darah, tetapi juga tentang persahabatan dan solidaritas di tengah-tengah masyarakat. Melalui liku-liku cerita, film ini memberikan pesan tentang pentingnya bersatu untuk menghadapi tantangan hidup dan mencapai impian bersama.

Selain itu, film ini menggugah penonton dengan pesan-pesan moral dan nilai-nilai universal, menyoroti keindahan sederhana kehidupan dan pentingnya memiliki tekad untuk menghadapi rintangan. Dengan kombinasi elemen-elemen ini, "Pariban Idola dari Tanah Jawa" hadir sebagai karya yang menghibur, menginspirasi, dan meninggalkan kesan mendalam di hati penonton.

Sinopsis Film

Flim yang Disutradarai oleh Andi Bachiar Yusuf, flim ini bercerita tentang Halomoan (Ganindra Bimo) seorang pria Batak yang telah lama tinggal di Jakarta. Dalam kehidupannya moan sudah terbilang sukses dan digila-gilai oleh banyak wanita dan kaya raya, halomoan dihadapkan pada satu kata yang menurutnya sangat sakral. Pariban Bagi masyarakat batak, pariban adalah sosok yang penting bagi kehidupan masa depan. Pariban bisa diibaratkan sebagai pasangan hidup. Sayangnya Halomoan masih ingin hidup dengan gayanya sendiri.

Mereka berdua dihadapkan pada permasalahan yang rumit. Tentang mencari jodoh. Dalam Budaya Batak Moan bisa menikah dengan Uli. Namun, Moan tidak setuju dengan perjodohan ini, gaya hidupnya  tidak level dengan gadis kampung dari tanah kelahirannya sendiri. Tapi ibu Moan sangat mengharapkan perjodohan tersebut. Namun, karna rasa sayang kepada ibunya Moan akhirnya berangkat ke kampung halamannya. Sesampainya dikampung,Moan bertemu dengan Uli yang merupakan paribannya. Segala prasangka buruk awal Uli berubah. Moan melihat Uli adalah wanita yang berbeda tidak seperti wanita desa yang ada dipikirannya. Sayangnya usaha Moan untuk dekat dengan Uli terhalang oleh Binsar (Risky Mocil) pemuda kaya raya yang juga terpikat dengan kecantikan Uli. Persaingan keduanya untuk menarik hati Uli pun tidak terhindarkan, melibatkan pertandingan catur dan berbagai intrik lain sampai tiba akhirnya Moan balik ke Jakarta.

Analisis Komunikasi Antar Budaya

Stereotip dan Prasangka. Kesadaran terhadap stereotip dan prasangka yang dapat memengaruhi persepsi contohnya didalam film ini stereotip orang batak yang diketahui banyak orang ialah keras kepala, mudah marah, suara yang lantang. Namun dalam film ini stereotip itu tidak berlaku karena si pemeran utama lahir dan besar di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun