Mohon tunggu...
Albert Wijaya
Albert Wijaya Mohon Tunggu... -

Seorang rakyat biasa yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Catatan Seorang Rakyat : Mengawal Jokowi (Part 1: Indonesiasentris)

2 Agustus 2018   10:00 Diperbarui: 2 Agustus 2018   10:33 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A New Hope. "Sebuah harapan baru" begitulah judul yang diberikan majalah Time pada Bulan Oktober 2014 ketika Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-7. Bulan Oktober ini (2018), masa pemerintahan Jokowi akan genap berusia 4 tahun. Banyak pencapaian yang telah berhasil dilakukan namun banyak juga pekerjaan rumah yang menumpuk. Tulisan ini adalah pandangan pribadi saya tentang kinerja pemerintahan Jokowi selama lebih dari 3,5 tahun ini.

INDONESIASENTRIS. Saya kira kata inilah yang paling cocok untuk menggambarkan concern dan visi dari Jokowi di 3,5 tahun ini. Pembangunan infrastruktur besar-besaran di pemerintahan Jokowi yang meliputi jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, waduk, dan lainnya menjadi headline  hampir semua media massa.

Berbicara soal pembangunan, banyak yang menyamakan Jokowi dengan Presiden kedua RI Soeharto yang mendapat julukan sebagai bapak pembangunan Indonesia. Namun yang membedakan Jokowi dengan Soeharto adalah konsep Indonesiasentrisyang diusung olehnya dalam membangun Indonesia.

Pembangunan yang selama ini lebih banyak difokuskan di Jawa sehingga menghasilkan isitilah Jawasentris, diubah konsepnya oleh Jokowi menjadi pembangunan yang Indonesiasentris. Artinya seluruh daerah Indonesia harus merasakan hal yang sama. 

Daerah-daerah yang selama ini "seolah" terlupakan (khususnya Indonesia Timur) mendapat tempat dan perhatian yang sama di pemerintahan Jokowi. Khusus Papua, Jokowi telah 8 kali berkunjung ke sana dalam 3,5 tahun ini. Kunjungan-kunjungan tersebut bukanlah hanya sekadar bentuk pencitraan kosong yang dilakukan untuk membuktikan negara hadir.

Pada kenyataannya, Papua memang mendapat tempat khusus di hati Jokowi. Trans Papua adalah salah satu bukti nyata perhatian pemerintah bagi Papua. Dengan Trans Papua, distribusi logistik yang sebelumnya sulit serta memakan waktu dan biaya yang besar akan berkurang. Akibatnya harga-harga barang di Papua yang sebelumnya sangat mahal dapat turun dan masyarakat Papua bisa merasakan kesetaraan harga. 

Daerah-daerah di Papua seperti Desa Ampas yang sebelumnya belum pernah menikmati listrik juga akhirnya bisa menikmati terangnya lampu setelah 72 tahun Indonesia merdeka. Hanya di masa pemerintahan Jokowi pula, untuk pertama kalinya harga BBM di Papua setara dengan harga di Jawa. Sebelumnya harga BBM di Papua bisa berkali-kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan di Jawa. Negara membuktikan kehadirannya sampai ke batas-batas paling ujung NKRI.

 Konsistensi serta concern inilah yang  dilihat dan membuat seorang Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB) yang adalah anggota tim pemenangan Prabowo di Pilpres 2014, putar arah dan menyatakan dukungannya untuk Jokowi melanjutkan untuk membangun Indonesia di periode ke-2.

 Oleh : Albert Wijaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun