Ketupat merupakan salah satu makanan yang mudah dijumpai pada perayaan Idul Fitri. Ketupat menjadi pengganti nasi pada momen Idul Fitri karena terbuat dari beras dan dibungkus ke dalam anyaman daun kelapa berbentuk segi empat. Menikmati ketupat dapat dibarengi dengan menyantap beberapa macam lauk pauk khas Idul Fitri seperti opor ayam, sate dan rendang.
Sebagian masyarakat Indonesia tentu sudah mengetahui informasi di atas. Namun apakah anda tahu alasan mengapa ketupat menjadi makanan yang harus ada dalam perayaan Idul Fitri?
Menurut beberapa tradisi (salah satunya yang disampaikan melalui situs resmi dari Nahdatul Ulama Jawa Timur). ketupat menjadi simbol untuk saling memaafkan di dalam perayaan Idul Fitri. Ketupat memiliki persamaan arti dengan kata kupat dalam bahasa Jawa. Selanjutnya, kata kupat terkait dengan frasa berbahasa Jawa yakni ngaku lepat atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi mengakui bahwa saya memiliki kesalahan. Frasa tersebut dapat mewakili tradisi Idul Fitri bagi mayoritas masyarakat Indonesia yang saling memaafkan satu sama lain sebelum kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menyantap bersama makanan Lebaran yang di antaranya berupa ketupat beserta lauk pelengkapnya. Â
Dari filosofi ketupat, maka sudah sepantasnya bagi kita untuk saling memberi dan meminta maaf kepada sesama. Selain sebagai jalan untuk menjadi umat yang baik, saling memaafkan adalah cara paling bijak untuk menjaga silaturahmi dengan sesama. Saling memaafkan juga dapat menjadi tanda bahwa kita mau untuk rendah hati dan peduli serta mau membantu sesama dengan saling mengampuni kekhilafan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H