Mohon tunggu...
Albertus Mahendra Cahya
Albertus Mahendra Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bermain game dan saya suka udang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jeleknya Metode Pembelajaran Daring

2 November 2023   21:35 Diperbarui: 2 November 2023   22:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan teknologi yang pesat, berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Dari aspek sosial, ekonomi, politik dan terhadap aspek pendukung lainnya seperti pendidikan. Berkembangnya teknologi membuat segala sesuatu lebih mudah dijangkau dan lebih bervariatif. Penggunaan teknologi pada aspek pendidikan mulai terasa pada saat semua negara dilanda pandemi Covid-19. Keadaan pandemi tersebut seakan-akan "memaksa" para pengajar dan instansi untuk mencari cara agar kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung, dan hadirlah metode pembelajaran dengan cara daring. Dari metode tersebut para tenaga pengajar dan para murid, tidak perlu datang ke kelas untuk melaksanakan KBM, hanya dengan menggunakan gawai dan koneksi internet, KBM pun dapat dilaksanakan.

Metode pembelajaran daring ini memberikan para siswa dan guru kemudahan. Tidak perlu lagi bangun di pagi buta dan bersiap-siap untuk datang ke sekolah. Hanya dengan menyiapkan gawai dan koneksi internet. Terlebih lagi pada itu terjadi pandemi, ditakutkan para siswa dan murid terpapar virus Covid-19. Para siswa dan juga guru difasilitasi dengan aplikasi penunjang seperti Zoom, Google Meet dan lainnya, sehingga proses belajar-mengajar dapat dilakukan. KBM pun juga lebih bervariatif dan menyenangkan dengan dilakukannya permainan atau kuesioner menggunakan aplikasi Quizizz, Kahoot dan sebagainya.

Terjadinya perubahan metode ini bukan tanpa kekurangan. Kekurangan tersebut dapat dikarenakan guru dan murid belum beradaptasi dengan perubahan tersebut. Banyak siswa dan terutama guru yang belum begitu mahir dalam menggunakan aplikasi penunjang, seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom dan sebagainya. Kekurangan lainnya terdapat pada kurangnya interaksi guru kepada murid, murid kepada guru, dan dengan sesama murid. Mereka hanya dapat berinteraksi lewat layar gawainya, sehingga mereka kurang saling mengenal satu sama lain. Juga para murid sering meninggalkan gawainya tergeletak, dan mereka tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Ketika ditanya siswa tersebut beralasan "maaf Ibu, koneksi internetnya gangguan", "Maaf Ibu, saya tadi habis dari kamar mandi" dan alasan lainnya. Tidak hanya dari para murid, guru juga sering melakukan sesuatu yang saya anggap tidak baik. Salah satu contohnya, guru hanya memberikan tugas lewat Google Classroom saja tanpa memberikan penjelasan materi, yang di mana perilaku tersebut tidak mencerminkan sifat guru dan terkesan malas. Kekurangan selanjutnya yaitu rasa jenuh, baik dari murid maupun guru, pasti merasakan perasaan jenuh tersebut. Bangun tidur, lekas membuka gawainya untuk belajar, dan itu dilakukan setiap hari. Dan kekurangan yang paling fatal yaitu, banyak para murid yang kurang memahami materi yang dipaparkan. Dengan ditambah para murid yang malu untuk bertanya, atau mungkin sama sekali tidak memperhatikan pembelajaran dan malah asyik sendiri dengan kegiatannya. Dan kekurangan lainnya ada terdapat pada fasilitas individu guru maupun murid. Tidak semua murid sanggup atau mampu untuk membeli kuota internet. Tidak semua siswa memiliki gawai. Ditambah pada masa pandemi, banyak para pekerja yang terkena PHK, atau mungkin orang tua siswa yang berprofesi sebagai pedagang, yang karena terjadi pandemi, mereka tidak bisa menjual dagangannya.

Setelah pandemi berakhir, metode pembelajaran dengan sistem daring ini masih digunakan. Yang padahal situasi dan kondisi sudah baik-baik saja. Metode ini masih digunakan dengan "embel-embel" pemanfaatan teknologi. Walaupun tidak sepenuhnya pembelajaran dilakukan secara daring. Ada percampuran metode daring dengan luring, dan hal tersebut dinamakan "Hybrid Learning". Menurut saya hal tersebut bagus dan positif. Karena pembelajaran semakin bervariatif dan fleksibel.

REFERENSI

 Pembelajaran daring Dan Luring. Sekolah Murid Merdeka. (2022, January 25). https://www.sekolahmuridmerdeka.id/blog/index.php/pembelajaran-daring-dan-luring/

 Hastuti. (2020, November 25). Semangat hari guru nasional 2020! guru di era Pandemi covid-19; Antara luring, daring, Dan Guling. University - Education Theme. http://sin.fst.uin-alauddin.ac.id/semangat-hari-guru-nasional-2020-guru-di-era-pandemi-covid

-19-antara-luring-daring-dan-guling/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun