Mohon tunggu...
AlbertusAP
AlbertusAP Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cangkir Kosong

24 Juni 2016   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2016   15:38 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini sedikit muram. Matahari tampaknya sedikit enggan untuk beranjak dari peraduannya. Kabut tipis menggantung tipis di antara udara pagi. Hawa dingin yang menusuk membuatku enggan beranjak dari tempatku terlelap malam sebelumnya. Kucoba mencari sehelai kain untuk menghalau udara dingin, namun tidak kutemukan apapun di dekatku. Dengan perasaan enggan kucoba buka mata perlahan dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatanku dengan cahaya ruangan. Perlahan kucoba bangun. Pantas saja aku begitu kedinginan, hanya celana boxer dan sepotong singlet tipis membungkus tubuhku. Samar-samar aku mencoba mengingat kejadian semalam. Bagaimana aku bisa sampai terbangun di kantor ini dan tidak ada seorangpun pagi ini. Padahal hari ini masih Kamis dan kami ada jadwal meeting dengan cusotmer siang ini, terkait proyek yang kami terima tempo hari.

...

Kemarin kami berhasil membuat kesepakatan kontrak untuk pengerjaan proyek pemerintahan. Proyek yang menelan biaya trilyunan dan kami yang memenangkan tender untuk proyek terebut. Malam itu kami adakan pesta dengan mem-booking sebuah bar di bilangan Jakarta Utara untuk seluruh karyawan. Untuk memeriahkan suasana big boss sengaja mengundang seorang Dj kenamaan dan beberapa LC. Malam itu sungguh gila, bartender takhenti-hentinya menuangkan bir dalam gelas-gelas yang berserak dia tas meja bar. Diiringi dengan dentuman lagu yang dimainkan DJ kamu pun berpesta semalam suntuk. Hal terakhir yang kuingat adalah kami semua bersama-sama bersulang entah gelas ke berapa dan kemudian semuanya gelap. Sampai pagi ini kudapati diriku terbangun di kantorku hanya berbalut celana boxer dan singlet. 

Kutemukan pakaianku tergantung di handle pintu dan celana panjangku tak jauh tergelatak di atas meja dekat pintu masuk. Setelah berpakaian aku pergi ke kamar mandi di ujung lorong untuk sedikit menyegarkan diri.

...

Hari ini benar-benar aneh bagiku, tak kutemui seorang pun di kantor sebesar ini. Bahkan satu hewan pun tidak ada. Kulangkahkan kakiku ke lahan parkir. Masih saja aku tidak bertemu dengan siapapun di sana. Jalanan juga terlihat lengang tanpa kendaraan yang melintas. Kunyalakan mobilku dan kupacu mengelilingi kota untuk melihat situasi di sana. Jalan-jalan terlihat sepi. Mobil-mobil terparkir rapi di bahu jalan tanpa ada seorang pun di sana. Tidak seperti biasanya yang selalu ramai oleh lalu lalang manusia, mulai dari pengamen, gelandangan, tukang parkir. Kondisi yang sangat berbeda, sepi dan tidak ada tanda-tanda pernah ada manusia di sana. 

Sepanjang hari aku ke kunjungi setiap tempat yang sering kukunjungi. Kudatangi tempat itu satu per satu, mulai dari bar yang semalam kami booking. Mall tempatku biasa ajak pacarku jalan-jalan, restauran favoritku, bahkan hotel tempat biasaku ku cek-in. Dan coba tebak apa yang kutemakan di sana? Semua tempat memiliki kesamaan yang mengerikan, tidak ada seorangpun di sana. Seketika timbul perasaan ngeri di dalam diriku. Kemana semua orang? Ataukah diculik alien, pikirku. 

Dan hanya aku sendiri yang ditinggal di sini karena tidak cukup bernilai untuk diculik alien. Atau dunia yang kudatangi ini hanyalah alam mimpi dan tubuh asliku berada di dunia luar sana di mana orang-orang sedang menjalankan rutinitasnya sedangkan aku tergolek di atas tempat tidur dimana peneliti sedang mengedakan penelitian yang entah apa aku tidak mengerti yang menempatkan seorang pada keadaan koma untuk mempelajari apa yang mereka sebut dengan alam bawah sadar. Mungkin khayalanku teralu liar karena terlalu sering menonton sci-fi. Tapi bisa jadi itu yang terjadi sekarang ini. 

Para peneliti ini membuatku berpikir bahwa realita yang kujalani sekarang ini, dimana tidak ada seorangpun di dalamnya adalah realitaku yang sebenarnya dengan membuat semua yang kuarasakan di realita ini benar-benar terasa nyata. Paling tidak tearasa begitu nyata pada untukku saat ini. Sedangkan Tubuh asliku berada pada realita yang lain, realita di mana para peneliti itu ada dan realita yang kujalani ini adalah realita yang mereka sebut dengan alam bawah sadar. Terdengar rumit dan memusingkan. Memikirkan hal-hal aneh dan gila itu membuatku lapar. 

Tak terasa hari sudah mulai gelap. Tempat terakhir yang kukunjungi hari itu adalah seubat restoran cepat saji dan anehnya makanannya masih banyak tersedia dan terasa seperti baru saja dimasak. Aku makan beberapa potong ayam goreng dengan kentang goreng. Sendirian dimeja dekat jendela dimana terdapat sebuah cangkir kosong di atasnya aku nikmati ayam goreng dan kentang goreng itu dengan masih terheran-heran dengan apa yang kualami hari ini. Biarlah cangkir kosong itu menemani santap malamku. Dengan kehadiran cangkir kosong itu aku merasa ada seseorang di seberang meja yang menemaniku. Apa aku sudah gila merasa seperti itu? Entahlah aku tidak tau.

Aku berharap saat aku tidur nanti dan terbangun keesokan harinya, semua ini berlalu dan kembali normal dan aku tidak sendirian lagi di dunia yang sepi ini. 

...

Hari pertama, dalam kesendiran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun