Mohon tunggu...
Alberto Ruyattman
Alberto Ruyattman Mohon Tunggu... -

Seorang yang senang mengamati, beropini, dan menuangkan pemikiran-pemikiran melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kok Kompas Begini ya?

23 Maret 2014   02:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kemarin saya hendak mengomentari sebuah berita . Saya tergelitik untuk mengomentari berita tersebut. Komentar saya kira-kira begini. “Kompas tolong direvisi penggunaan ‘china’ dengan ‘tiongkok’ “. Saya juga mengkritik wartawan yang menuliskan berita itu. Anehnya meski sudah mengomentari berita tersebut, komen saya tidak keluar dan tidak ditampilkan oleh kompas. Hingga hari ini berita tersebut masih 0 komentar. Ketika saya mencoba lagi hari ini, hasilnya tetap serupa, komen saya tidak keluar meski sudah saya refresh berulang kali.

Okelah, kemudian saya baca lagi berita , tentang tanggapan Franz Magnis terhadap Jokowi. Saya pun kembali ingin mengemukakan pendapat/bersuara dengan memberikan komentar pada kolom yang ada. Intinya isi komentar: saya mengkritik kompas yang terkesan suka menjadi provokator dengan membenturkan Jokowi secara tak langsung melalui pemberitaan dan judul dari Kompas, dengan siapapun itu. Jadi, orang yang berpendapat berbeda tentang Jokowi pun terkesan wajib dijadikan musuh baru, yang layak dibully, dihujat, pasti salah. Termasuk dalam kasus ini Franz Magnis. Dan hal ini sudah terjadi berulang kali, bukan hanya kali ini. Dari cara kompas memberitakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Jokowi. Kompas terkesan ‘memunculkan’ sosok-sosok yang walaupun berkata secara jujur dan sopan, rasional karena dianggap ‘menjelekkan, melemahkan’ Jokowi, seketika itu juga layak menjadi musuh, menjadi buruk, jelek, dihina, munafik, hanya gara-gara pendapatnya mengenai Jokowi('sang kebenaran’?!# ).

Apa kesalahan yang saya perbuat, dengan memposting komentar itu?Padahal komen saya sudah pas dan tidak kekurangan/kelebihan karakter. Apakah kompas takut menayangkan komentar saya tersebut? Apakah pendapat saya tidak layak dikemukakan? Apakah kompas merasa keder dan takut dengan komentar saya mempengaruhi cara pandang orang lain? Ini kan, pendapat pribadi menurut saya. Kalau caranya kaya gini, jangan heran jika kompas dilabeli ‘media pro Jokowi’.Saya yang iseng, kemudian mencoba memberi komentar pada berita ini, tanpa ba bi bu, komentar saya langsung berhasil diposting dan langsung dapat disaksikan banyak orang.

Wah kok bisa ‘standar ganda’ ya kompas? Kalau dikritisi apalagi berkaitan dengan Jokowi, tidak keluar. Kalau komen pada kolom olahraga, langsung keluar. Mohon maaf kompas, sekali lagi mengapa komentar saya pada beberapa berita kok 'dibreidel'?Apakah kompas antikritik, atau apa karena Jokowi? Why? Saya kecewa..

Sumber:

http://internasional.kompas.com/read/2014/03/21/1833341/Sedikitnya.13.Pekerja.Terperangkap.di.Tambang.Batubara.China

http://nasional.kompas.com/read/komentar/2014/03/21/2325094/Franz.Magnis.Tak.Cukup.Jokowi.Cuma.Deklarasi.Diri.

http://bola.kompas.com/read/2014/03/22/0613427/Cristiano.Ronaldo.Akan.Kembali.ke.Manchester.United

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun