Mohon tunggu...
Alberto Nainggolan
Alberto Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hidup bukanlah mengikuti Aliran, Namun membuat Arus kedepannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Mendalam atas Penurunan Keberlangsungan Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Kampus: Perspektif Legalitas, Daya Tarik Kegiatan, dan Solusi

15 Juli 2024   19:01 Diperbarui: 15 Juli 2024   20:16 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Organisasi kemahasiswaan memainkan peran penting dalam pengembangan soft skills dan perluasan jaringan sosial mahasiswa. 

Namun, banyak dari organisasi ini kini menghadapi tantangan berat yang mengancam eksistensinya. 

Penulis mencatat Beberapa hal yang menyebabkan penurunan keberlangsungan organisasi kemahasiswaan.

Hal tersebut Mencakup legalitas, daya tarik kegiatan yang diselenggarakan, dukungan dari alumni, manajemen yang efektif, kolaborasi lintas lembaga, dan adaptasi terhadap teknologi modern.

1. Legalitas 

Legalitas merupakan aspek krusial yang semakin dihargai oleh mahasiswa. Sertifikasi yang diakui oleh kampus dan dunia kerja bukan hanya tanda pengakuan, tetapi juga bukti nyata partisipasi aktif dalam kegiatan yang melampaui kurikulum akademik. 

Organisasi yang mampu menyediakan sertifikasi diakui akan lebih menarik bagi mahasiswa karena dapat meningkatkan keunggulan kompetitif mereka di pasar kerja. 

Sebaliknya, organisasi yang tidak memenuhi standar legalitas sering kali diabaikan, mengakibatkan penurunan minat bergabung.

2. Ketertarikan terhadap kegiatan yang ditawarkan menjadi faktor penting lainnya. 

Organisasi yang mampu menghadirkan kegiatan inovatif dan relevan dengan minat serta kebutuhan mahasiswa akan menarik lebih banyak partisipan. Contohnya, workshop keterampilan praktis, seminar dengan narasumber terkemuka, atau kegiatan sosial yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

 Menurut Astuti dan Wahyuni (2021), mahasiswa lebih tertarik untuk bergabung dengan organisasi yang menawarkan pengakuan formal berupa sertifikasi. Persaingan ketat di pasar kerja membuat mahasiswa merasa perlunya bukti konkrit dari aktivitas di luar kurikulum mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun