Serangan ransomware yang menghantam server PDN baru-baru ini menjadi alarm keras terhadap kerentanan sistem keamanan siber di Indonesia.Â
Lockbit 3.0, jenis ransomware baru yang digunakan dalam serangan ini, telah menginfeksi server dan menuntut tebusan sebesar 8 juta dolar, mengancam data pribadi masyarakat yang disimpan pemerintah.Â
Data-data ini sangat berpotensi disalahgunakan untuk berbagai kejahatan, mulai dari pendaftaran judi online hingga pencurian akses rekening bank. Dalam situasi ini, tanggung jawab besar berada pada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi.
Namun, ada kekhawatiran serius mengenai kemampuan Budi Arie dalam menangani krisis ini. Penunjukan Budi Arie sebagai Menkominfo banyak dikritik karena dianggap sebagai hasil "giveaway" jabatan, bukan berdasarkan kompetensi di bidang teknologi informasi dan keamanan siber.Â
Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang relevansi dan efektivitas kepemimpinannya dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Jabatan Menkominfo bukan hanya posisi administratif, melainkan peran strategis yang memerlukan pemahaman mendalam tentang teknologi, infrastruktur digital, dan langkah-langkah mitigasi risiko.
 Ketika jabatan ini dipegang oleh seseorang yang mungkin tidak memiliki pengalaman teknis yang memadai, dampaknya bisa sangat merugikan, seperti yang terlihat dalam kasus serangan ransomware ini. Di era digital, kepemimpinan yang tidak kompeten bisa berakibat fatal bagi keamanan nasional dan data pribadi warga negara.
Alberto Nainggolan, seorang mahasiswa yang aktif mengkritisi isu-isu sosial, menyuarakan pandangannya tentang masalah ini. "Ketika jabatan penting seperti Menkominfo diberikan tanpa mempertimbangkan keahlian teknis dan pengalaman di bidang terkait, masyarakat yang akan menanggung akibatnya.
Kasus ransomware ini adalah bukti nyata bahwa kita membutuhkan pemimpin yang benar-benar mengerti dan siap menghadapi tantangan zaman digital," ujarnya. Menurut Alberto, penunjukan pejabat publik harus didasarkan pada kompetensi dan kemampuan profesional, bukan sekadar karena afiliasi politik atau pertimbangan non-teknis lainnya.
Alberto menekankan bahwa di era digital ini, kebutuhan akan pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan keamanan siber sangat mendesak.Â
Ketidakmampuan Menkominfo yang saat ini menjabat untuk menangani serangan ransomware dengan efektif menunjukkan kelemahan struktural dalam penunjukan pejabat publik di Indonesia.Â