Mohon tunggu...
Albert Hutapea
Albert Hutapea Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Life is a journey - Perjumpaan dengan seorang waria

21 Juli 2013   19:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:14 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah pengalaman saya beberapa tahun yang lalu tentang perjumpaan saya dengan seorang waria. Saya sedang menumpang sebuah metro mini, tak berapa lama mobil berjalan seorang waria naik mau mengamen.. Ngamenlah dia : “aku tak mauuu jikalau aku dimaduuu… Huoh huohh” Habis nyanyi lima puluh album (sebenarnya dia hanya membawakan satu dua lagu tapi buat saya saat itu dia ngamen lama banget karna suaranya cukup mengganggu) mulailah dia mengutip uang.. Saya kasih uang sambil senyum (dikit aja, takut dia salah tafsir, ntar dia pikir ane naksir repot..) Saya duduk dibelakang, disamping pak kusir eh pak kenek yang sedang bekerja, habis ngutipin duit, eh dia duduk dibelakang disamping saya.. Saya tergerak pengen ngajak ngobrol, tapi tempat saya turun sudah dekat, sempat ngomong sebentar akhirnya jadilah saya ajak dia turun, rencana saya mau ajak dia makan sambil lanjutkan obrolan.. Dia mau (siapa coba yang ga mau saya ajak makan, cewek aja mau apalagi waria.. Hehehe) Can you imagine??? Please bener-bener imagine, jangan cuma baca.. Saya jalan sambil ngobrol bersebelahan dengan waria itu sambil menenteng gitar betot dari gabus, senjata pamungkasnya nyari nafkah… saya lihat banyak orang melihat kami berdua… Akhirnya karena bingung mau ajak kemana ditambah rasa malu dilihatin orang-orang saya masuk ketempat nasi goreng pinggir jalan, saya ajak dia dan suruh duduk, kontan saja semua mata pengunjung yang lagi makan melihat kearah saya dan waria itu, tukang nasgornya sempet terbelalak merhatiin kami berdua dan terdiam sekian ratus detik dari aktifitasnya menggoreng.. Sambil menyembunyikan keheranannya sang chef nasgorpun lanjut menggoreng dengan tersenyum kecil.. Saya tahu dan bisa menebak pikiran mereka semua.. Pasti dalam hati mereka berkata “onde mandeee,, astaga nagahhh, ee dodo eee, aje gilak, amang tahee, bujug buneng, bujug busseeett…. Apa kiamat sudah dekaattt…??? Mengapakah pria tampan nan rupawan itu bersama dengan mahluk itu… Masih waraskah dia..???” Tapi saya kagak peduli.. Saya punya misi.. Walaupun imposibel dan agak sedikit sebel, karna dilihatin terus sama orang-orang.. Saya pesan dua nasi goreng. Selama menunggu nasgor masak dan sepanjang makan itu saya ajak dia ngobrol.. Saya bilang : "friends.." (ga mau manggil yang lain, manggil mbak berarti saya setujuh dong dengan dosanya dia, tapi manggil mas saya takut digeboy.. Seram dan kekar soalnya tampilannya sekalipun pakai baju cewek.. Ya sudah saya manggil itu aja). "Tuhan sayang kamu.." (Saya lanjutin), "Dia peduli hidupmu, orang mungkin buang kamu, ga hiraukan, ga dianggap, dibilang sampah masyarakat, manusia apalah, tapi satu hal kamu harus tahu kalau Tuhan mengasihimu apa adanya.. Kalau hatimu kosong, berdoalah, minta supaya Tuhan mengisi dengan damaiNya, saya percaya Tuhan punya rencana indah buatmu asal kamu mau datang dan kembali pada jalan-Nya.. Dia pasti tunjukkan jalan keluar buat hidupmu.." Itu inti obrolan kami.. Masih lanjutkan obrolan sedikit waktu lagi, akhirnya dinner kami selesai, tapi sebelum kami berpisah saya kasih no hp dan nomor telpon kantor, siapa tahu dia perlu bantuan suatu hari.. Saya bayar nasgor dan sanguin dia (walau cuma sedikit..hehehe) Dia pergi dengan mengucapan terima kasih dan senyum penuh arti, ternyata masih ada orang yang mau melihat dan menganggap dia sebagai sesama manusia… Mari kita warnai hidup kita dgn meluangkan waktu sejenak bagi mereka yg terlupakan.. Life is a journey, hidup adalah sebuah perjalanan, dan dalam perjalanan hidup ini kita pasti bertemu dengan mereka-mereka yg membutuhkan pertolongan kita. Menolong tidak selalu bicara tentang uang atau materi, tetapi kadang senyumanpun lebih dari cukup, tepukan di bahu, jabat tangan yg hangat, sapaan yang tulus akan membuat orang sekitar kita diwarnai dengan kehadiran kita. Jangan sampai perjalanan hidup kita lewat begitu saja, jangan sampai keberadaan kita tidak memberi dampak apa-apa bagi orang lain, siapapun dia. Hidup didunia sudah begitu berat, tak ada salahnya kita saling ‘meringankan’ beban satu dengan yang lain dengan perbuatan-perbuatan baik kita walapun kecil dan sepertinya tidak ada artinya.. Jangan pernah menganggap remeh perbuatan-perbuatan baik yang menurut kita ‘kecil’ karena siapa yang tahu kalau hal itu ternyata memberi sebuah arti yang besar bagi sesama dalam hidup mereka.. (sumber gambar : goggle)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun