Jayapura – Polda Papua masih terus mengupayakan pemeriksaan dan penyelidikan kasus kerusuhan di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua yang terjadi pada Senin (8/12) dengan melakukan gelar olah tempat kejadian perkara di beberapa lokasi. Yang di bantu aparat TNI dalam pengamanan.
Mengenai tudingan Komnas HAM lamban menangani kasus bentrokan berdarah warga di Lapangan Karel Gobai Enarotali tidak beralaskan, pasalnya butuh waktu untuk menggungkap lebih lanjut dibutuh kan saksi-saksi dari berbagai pihak untuk menggungkap kejadian tersebut.
Namun dari hasil sementara investigasi yang sudah berjalan ini, mengarah kepada pihak ketiga yang mengginginkan Papua untuk dibuat keributan di tengah kerumaunan masa dan aparata yang ketiga itu meredam massa yang sudah terlajur gelap mata.
Menurut Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, menjelaskan beberapa tempat kejadian gelar perkaratersebut adalah kantor KPUD Paniai dan Polsek Paniai Timur. Dalam olah TKP itu, kata dia, polisi menemukan jerigen berisi bekas bahan bakar yang diduga digunakan untuk membakar kantor KPUD. Beberapa alat bukti lain berupa sisa pembakaran dan perusakan juga dikumpulkan.
Terkait asal tembakan yang menewaskan empat orang warga sipil dalam peristiwa tersebut, kata dia, polisi masih belum mengetahui siapa pelakunya.
Mengenai keterlibatan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) boleh-boleh saja dah sah guna menggungkap kejadian enarotali, karena bagai manapun upaya -upaya dalam penggungkapan kasus enarotali dibutuhkan kesabaran.
Dari pihak komnas HAM Pasca kejadian tersebut, jelas Siti, pihaknya sudah dua kali berkunjung ke Paniai untuk mengumpulkan data terkait kejadian tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga sudah mendatangi Mabes Polri dan Mabes TNI menanyakan kasus tersebut. Kami sudah mendatangi tiga tempat kejadian perkara dan sudah pernah melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian. Kami juga sudah mewawancarai banyak warga yang berada di lokasi saat kejadian,” jelas Siti.
Dari Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih memberikan klarifikasi dari kepada Komnas HAM tentang kunjungannya kepapua beberapa waktu yang lalu, Siti mengatakan ini sebagai tahapan untuk mendapatkan konfirmasi dan Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan berdarah antara warga dengan aparat di Kabupaten Paniai, 8 Desember 2014 lalu, dipicu penyerangan orang tak dikenal bersenjata terhadap sekelompok anak yang sedang membangun pondok natal di Kampung Ipakije, Distrik Paniai Timur, Minggu (7/12/2014) malam.
Tak terima penyerangan terhadap anak di Pondok Natal, ratusan warga berkumpul di lapangan Karel Gobai, Enarotali, dan melakukan penyerangan terhadap Kantor Polsek Paniai Timur dan Kantor Koramil Paniai.
Bentrokan antara aparat dengan warga menewaskan 4 orang warga yang tewas tertembak itu adalah Yulian Yeimo, Simon Degei, Alpius Gobay dan Alpius Youw dan melukai 7 orang lainnya, sementara dari aparat kepolisian dan TNI sebanyak 5 orang dikabarkan luka-luka terkena lemparan batu. Selain itu, Kantor Polsek dan Koramil mengalami kerusakan.
Akibatnya warga menyerang markas Koramil dan Mapolsek Paniai Timur serta melakukan aksi pembakaran beberapa unit mobil dinas milik polisi dan TNI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H