Di satu sisi, Melki-Johni mewakili kekuatan politik yang besar dan jaringan yang luas, namun dengan risiko terjebak dalam politik dinasti. Di sisi lain, Simon-Andre dan Ansi-Jane menawarkan alternatif yang berani dan fokus pada perubahan serta keadilan sosial, meskipun mereka menghadapi tantangan besar dalam melawan kekuatan status quo.
Masyarakat NTT perlu menyadari pentingnya pilihan mereka kali ini. Tidak hanya memilih siapa yang paling populer atau didukung oleh partai-partai besar, tetapi juga memilih siapa yang memiliki visi yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka. Pemilih harus melihat lebih jauh dari janji-janji kampanye dan mempertimbangkan rekam jejak, integritas, serta kemampuan setiap calon untuk membawa perubahan nyata.
Pilkada ini adalah kesempatan bagi rakyat NTT untuk menentukan masa depan mereka. Apakah mereka akan memilih untuk melanjutkan jalur politik yang telah ada dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ataukah mereka akan mengambil risiko dengan memilih calon yang menawarkan perubahan? Apapun pilihannya, satu hal yang pasti: masa depan NTT selama lima tahun ke depan berada di tangan rakyat.Â
Mari kita berharap bahwa Pilkada 2024 ini tidak hanya menjadi simbol demokrasi, tetapi juga momentum untuk membawa perubahan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H