Mohon tunggu...
Albert Ardiansyah
Albert Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Love yourself

Selanjutnya

Tutup

Love

Toxic Relationship

30 Oktober 2021   00:01 Diperbarui: 30 Oktober 2021   00:05 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Love doesn't hurt. Loving the wrong person does.

Pernakah kalian menjalin hubungan dengan lawan jenis (berpacaran)? Apa arti dari pacaran? Menurut saya, pacaran merupakan tahap untuk mengenal lebih jauh pasangan sebelum ke tahap pernikahan. Jika merasa tidak cocok, maka bisa segera diakhiri. Namun, tidak sedikit pasangan yang merasa ragu untuk memutuskan pacarnya dengan berbagai macam alasan, seperti "Nanti setelah nikah sifatnya akan berubah" atau "Kalau saya putusin dia, siapa lagi yang mau sama saya?"atau "Tapi saya sudah terlanjur cinta sama dia" dan sebagainya. Menurut saya, mengubah sifat seseorang itu sulit, harus berasal dari diri sendiri, bukan dari status sudah menikah atau belum. Menikah itu sekali dalam seumur hidup. Jangan sampai sisa hidup kita dihabiskan untuk hidup bersama orang yang salah. Menjalin hubungan itu tidak sulit, yang lebih sulit adalah mempertahankan hubungan tersebut.

Bagaimana dengan Toxic Relationship? Apa itu Toxic Relationship? Toxic Relationship adalah hubungan yang tidak sehat, yang merugikan pasangannya dan bersifat merusak, baik dalam perkataan, maupun tindakan. Biasanya sebuah hubungan menjadi Toxic karena terlalu buru-buru menjalin hubungan atau adanya rasa bosan dari salah satu pihak, tetapi enggan untuk mengakhiri hubungannya. Pertama kali bertemu, mereka langsung merasa cocok, merasa ada ketertarikan satu sama lain kemudian memutuskan untuk menjalin hubungan. Namun, lama kelamaan mereka merasa bosan, tetapi mereka tidak mau mengakhiri hubungannya. Jika mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasi rasa bosan tersebut, hubungannya akan menjadi Toxic Relationship. Jika sudah menjadi Toxic Relationship, hubungan tersebut harus segera diakhiri karena Toxic Relationship akan berdampak buruk, baik bagi salah satu pihak, maupun kedua belah pihak.

Bagaimana kita mengetahui hubungan yang sudah tidak sehat? Sebenarnya ada banyak ciri-ciri Toxic Relationship, tetapi saya akan membahas yang paling sering terjadi. Biasanya Toxic Relationship akan selalu mengontrol pasangannya. Misalnya, Mawar dan Jono merupakan seorang pasangan. Jono selalu mengontrol Mawar. Jadi, Mawar harus melakukan semua yang diperintahkan Jono dan jika Mawar ingin melakukan sesuatu, Mawar harus meminta pesetujuan dari Jono terlebih dahulu. Jika Mawar tidak menuruti kemauan Jono, Jono akan bilang 'Kamu beneran cinta sama aku kan?' atau 'Ini semua buat kebaikan kamu juga' sehingga Mawar harus menuruti hal yang diperintahkan Jono demi "membuktikan" cintanya. Padahal bisa saja apa yang diperintahkan Jono merupakan hal yang negatif, seperti meminta Mawar untuk mengirimkan foto yang "aneh-aneh" atau bahkan memintanya untuk melakukan hal yang "aneh-aneh". Jika sudah seperti itu, lebih baik tolak untuk melakukannya dan ajak berdiskusi baik-baik bahwa Anda tidak nyaman melakukannya. Jika tidak bisa diajak berdiskusi, lebih baik diakhiri saja hubungannya.

Lalu bagaimana cara agar tidak terjerat dalam suatu hubungan yang tidak sehat?

1. Dengan membuat batasan (boundaries). Salah satunya dengan membatasi hal-hal yang bersifat privasi dan membatasi hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, khususnya yang menyangkut batasan seksual. Mirisnya, menurut Antaranews.com, terdapat 124 pasangan yang mengajukan dispensasi nikah dini dan 61 diantaranya hamil sebelum menikah sejak Januari hingga Juni 2021. Hanya dalam waktu enam bulan saja sudah terdapat 61 orang yang hamil di luar nikah. Biasanya kasus hamil di luar nikah terjadi di kalangan keluarga yang broken home karena mereka tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, jadi kasih sayang yang mereka dapatkan hanya dari pasangannya atau kasus ini bisa juga terjadi karena rasa ingin tahu. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengawasi anaknya dan memberikan sex education dari kecil, khususnya apabila anaknya sudah memiliki pasangan.

2. Mencintai diri sendiri. Mungkin kalimat ini terdengar egois. Namun, ada baiknya kalian memikirkan apa dampak yang akan terjadi terhadap diri kalian sendiri dalam melakukan sesuatu. Jangan sampai orang lain yang malah mengontrol hidup kalian.

3. Saling bersikap dewasa. Tidak ada hubungan yang berjalan mulus, setiap hubungan pasti selalu ada masalah yang datang. Namun, masalah tersebut harus diselesaikan secara dewasa. Tidak hanya dari satu pihak, tetapi keduanya harus menyelesaikan masalah tersebut, bukan malah memperkeruh suasana dengan mengungkit hal lain dan tidak mau mengalah.

Relationships are not supposed to make you feel bad.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun