Sayangnya, pertahanan kuat kedua tim membuat keduanya tak bisa menambah gol lagi di babak normal. Laga pun berlanjut ke babak tambahan waktu.
Brasil memulai babak extra time dengan lebih agresif. Terlebih mereka baru saja memasukkan Malcom yang bertipe pelari. Namun, lini pertahanan mereka juga tetap berhasil di jaga dengan rapat.
Di menit ke-104 Spanyol merespon dengan memasukkan Rafa Mir untuk menggantikan sang pencetak gol bagi pasuka de La Fuente. Rafa diharapkan bisa menjadi pembeda seperti saat melawan Pantai Gading.
Namun, hingga menit ke-105, babak pertama pada tambahan waktu tidak menghasilkan gol apapun.Â
Mulai pada babak kedua tambahan waktu, Spanyol tampak lebih mengincar adu penalti. Inisiatif mereka dalam menguasai bola sangat tinggi hingga pada angka 68%. Hal tersebut salah satunya agar Brasil tak bisa menguasai bola lebih lama dan memiliki peluang mencetak gol.
Ingin mencegah terjadinya gol, Spanyol justru ketiban petaka. Menit ke-108 jadi saksi kegemilangan Brasil membangun skema counter attack yang menghasilkan gol lewat Malcom.Â
Sebenarnya, terciptanya gol ini ada sedikit porsi kesalahan juga pada de La Fuente yang memasang Jesus Vallejo sebagai bek kanan. Ketidakmampuan Vallejo dalam adu lari dimanfaatkan dengan baik oleh Malcom yang sebaliknya justru menjadikan kecepatan sebagai senjata utama.Â
Inisiatif serangan beruntun dari Spanyol pun tak berujung gol hingga laga sepenuhnya berakhir. Brasil pun berhasil meraih medali emas untuk kedua kali secara beruntun. Dan Spanyol harus puas dengan raihan medali perak. Sementara, dalam raihan medali perunggu dimenangkan oleh Meksiko setelah mengalahkan sang tuan rumah.
Terlepas dari keberhasilan membawa Brasil membawa pulang medali emas, Andre Jardine juga sukses mencuatkan nama-nama di usia muda hingga matang yang cukup memiliki kans tampil di tim-tim top eropa. Walau sebenarnya, beberapa nama memang sudah memperkuat tim-tim mentereng di eropa.
Ada nama Antony asal klub Ajax Amsterdam yang selalu menjadi andalan Jardine di sisi kanan menyuplai bola-bola untuk Richarlison maupun Cunha. Terdapat juga nama Bruno Guimaraes yang sukses menjaga keseimbangan antar lini di posisi gelandang tengah.
Selain mereka, mencuat juga dua nama lain yang bermain gemilang namun tidak tampil di eropa, seperti Marcilio Filho atau yang acap disapa Nino serta Guilherme Arana.Â