Sang Investor
Sering kali kita membayangkan investor sebagai sosok dengan setelan jas rapi, duduk di balik meja kayu mahoni, sembari meneliti angka-angka di layar komputer. Namun, ada satu investor yang lebih hebat dari semua itu.Â
Sang Investor itu tak punya saham di Wall Street, tak berurusan dengan obligasi atau pasar forex, tapi keuntungannya luar biasa besar. Siapa dia? Disiplin diri.
Tulisan ini berangkat dari kegelisahan pada diri sendiri yang berjuang terus mendisiplikan diri. Ya, berlomba dengan diri sendiri saban harinya. Selamat menikmati poin-poin sederhana tentang sang Investor terbaik itu. Sekali lagi, disiplin diri.Â
1. Menanam, Menunggu, dan Memanen
Investasi sejati bukan soal cepat kaya. Sama seperti petani yang menanam padi, kita harus sabar menunggu sebelum menuai hasil.Â
Disiplin diri adalah benih yang kita tanam dalam keseharian. Ia butuh perawatan, perlu disiram dengan kebiasaan baik, dijaga dari hama kemalasan, dan dipupuk dengan tekad.Â
Jangan harap panen berlimpah kalau tiap hari malas menyiram sawah kehidupan kita sendiri. Selain nanam, nyiram adalah lanjutan disiplin diri. Demikianlah analoginya, menunantaskan satu pekerjaan dan melanjutkan ke tahap pengerjaan berikutnya lebih baik.Â
Orang yang berinvestasi pada disiplin diri mungkin tak langsung melihat hasilnya. Tapi, ketika buahnya mulai muncul, ia akan berterima kasih pada dirinya sendiri di masa lalu yang telah bersusah payah menanam kebiasaan baik.
2. Menolak Jebakan Mie Instan Kehidupan
Dalam dunia serba cepat ini, siapa yang tak tergoda oleh kemudahan? Makanan instan, jawaban instan, sukses instan. Tapi, seperti mie instan yang terlalu sering dikonsumsi bisa merusak kesehatan, kebiasaan instan juga bisa merusak masa depan.
Disiplin diri menuntut kita untuk menunda kesenangan sesaat demi kebahagiaan jangka panjang. Mau jadi penulis hebat? Ya, harus rutin menulis, bukan menunggu inspirasi datang sambil rebahan.Â
Mau tubuh sehat? Ya, harus rajin olahraga, bukan mengandalkan rempah-rempah mitos dari video viral.