Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra Mi'raj: Keyakinan, Perjalanan hingga Perjuangan

28 Januari 2025   08:56 Diperbarui: 28 Januari 2025   08:56 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejuta Keraguan, Cukup Satu Keyakinan

Bukanlah Isra Mi'raj mengajarkan kita tentang sebuah peristiwa. Perjalanan yang tak bisa dinalar oleh akal manusia kala itu.

Baginda Nabi SAW, manusia agung itu, mengabarkan bahwa keajaiban alias adanya kekuasaan Ilahi Rabbi. Beliau dimampukan untuk sampai ke langit ke-7 dengan Buraqnya dalam satu malam.

Sontak masyarakat yang mayoritas jahiliyah, tak hanya buta huruf tapi masih kelam dalam tindakan, di mana kejahatan serta kebiadaban begitu maha dahsyat. Tak hanya hati yang masih kelam, pikiran pun jauh dari kata terbuka.

Dari kejahiliyahan itu lahirlah sejuta keraguan. Mereka mempertanyakan, "Apa mungkin?" Diikuti cemoohan bahkan intimidasi, menuduh bahwa Baginda tercinta lagi mulia itu telah gila.

Mereka lupa, sang pembawa cinta tidak goyah oleh sejuta keraguan itu. Cukup satu kemantapan hati bahwa syariat dan perintah salat itu Baginda SAW bawa ke bumi dari langit tertinggi sebagai perintah maha agung.

Satu Sahabat Mulia dan Satu Keyakinan

Tepatnya, peristiwa Isra Mi'raj itu dari Makkah, Masjidil Haram ke Palestina, Masjid Al Aqsa, hingga naik ke Sidratul Muntaha. Dalam hadis sahih juga tercatat dalam Sirah Nabawiyah bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq RA meyakini benar adanya dengan satu keyakinan yang teramat kuat.

Kaum Quraisy memanfaatkan momen ini untuk mengejek Nabi . Mereka mendatangi Abu Bakar RA dan berkata, "Apa pendapatmu tentang sahabatmu yang mengatakan bahwa ia telah pergi ke Baitul Maqdis dan kembali lagi dalam satu malam?"

Tanpa ragu, Abu Bakar menjawab, "Jika itu dikatakan oleh Muhammad SAW, maka aku percaya. Aku bahkan percaya sesuatu yang lebih besar daripadanya, yakni bahwa ia menerima wahyu dari langit."

Inilah yang menyebabkan sahabat mulia satu ini digelari Ash-Shiddiq, karena cukup satu keyakinan kokoh yang menegasikan atau melawan sejuta keraguan.

Kita Semua Belajar: Arti Sebuah Perjalanan Tanpa Keraguan

Peristiwa besar lagi agung ini mengajarkan kita semua bahwa kebenaran adalah perjalanan sesungguhnya. Sedahsyat apa pun keraguan itu, bahkan jutaan cercaan, maka tapak kaki selalu berpijak pada jalan-jalan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun