Tentang aturan main bagaimana emosi tak jadi petaka. Ia hanyalah sebuah permainan dan memiliki seni tersendiri untuk terus dan terus mengendalikannya.Â
Pagi dan prahara emosinya
Suara burung berkicau, ayam berkokok dan lain sebagainya adalah sebuah pristiwa pagi yang alami. Sudah ditakdirkan dan kita tidak bisa merubahnya.Â
Nah sahutan berikutnya adalah suara omelan entah dari ibu, istri, saudara dan lainnya. Emosi pagi hari mulai menguak, padahal pagi hari itu agenda mencari sejuk embun pagi, bukan mencari bara emosi.Â
Sejatinya embun pagi itu mengajarkan kita untuk berprangai sejuk. Memberi hawa dingin lagi menyegarkan. Tapi apalah daya teriakan itu tiba hehehehe.Â
Jangan emosi karena sebuah teriakan
Pagi buta itu terdengar teriak. Ya, teriak dari orang yang paling mencintai anak bujang laki-laki satu-satunya. Teriakan merdu sang ibunda tersayang.
"Nak jangan tidur pagi hari, orang bangun siang rezekinya seret". Teriakan ini adalah terikan mesrah yang dirindukan kala anak laki itu sedang jauh merantau.Â
Sebuah emosi saat lelah pagi menyapa. Udara pagi tak lagi segar namun dapat teriakan "menjengkelkan" itu. Tapi tidak perlu mengedepakan emosi, ini teriakan cinta sebagai pemyambut hari. Percayalah!
Perlukah emosi?
Emosi adalah satu hal yang bisa menjerumuskan. Namun di sisi lain jika terkendali ia akan menjadi sesuatu yang berharga.Â
Hidup dengan lika-likunya, sudah barang tentu emosi perlu dikendalikan. Dari pagi hingga sore hari akan ada saja distraksi mempengaruhi emosi kita. Ya, inilah hidup.Â
Hidup yang emosional ada baik dan tidak. Tidak selamanya buruk.Â