Nostalgia masa kecil adalah hal paling berkesan. Mengundang kerinduan itu sendiri, ngundang tawa dan senyum hati penuh bahagia.Â
Terlebih pada momen ramadan. Tibalah bulan mulia itu. Bagi kami anak-anak kecil kala itu adalah bulan bahagia.Â
Saya yang notabenenya kecil di pelosok negeri, utara kalimantan, tepanya di pulau ujung sana bernama Nunukan. Lebih pelosok lagi di desa Seimenggaris, berbatas laut dan darat langsung dengan Malaysia. Dulu kami mengenalnya daratan sabah kini orang-orang menyebutnya tawau.Â
Berlatar dari keluarga yang merantau ke Malaysia untuk bekerja. Suasana krisis kala itu mengharuskan mereka mengadu nasib ke negri orang. Saat suasan kerisis sudah aman di awal tahun 2000-an. Kami kembali ke negri sendiri, singgah dan menetaplah di Kalimantan.Â
Kami besar di kalimantan sebagai perantau. Berbagai suku dan ras bercampur.Â
Berbicara bulan puasa, kami anak-anak dari sulawesi, jawa, dari suku lainnya juga. Bermain siring. Pada bulan ini semakin akrab, karena secara tidak langsung melayu adalah budaya kami maka tidur di masjid adalah hal lumrah kala itu.Â
Masa kecil saya dan anak desa di plosok negri kala itu  sangat akrab dengan masjid, belajar ngaji sore dan malamnya di bulan ramadan ful bermain. Tidur hingga sahur bersama bareng dibimbing dan dipantau oleh pak Ustad Guru kami memanggilnya.Â
Teringat masa kecil dulu sekitar usia anak SD kelas 6. Terlalu banyak bermain, saat shalat subuh berjamah saya menggangu dan selalu mengerjakan teman yang tertidur kala shalat. Tak jarang saya kagetin dengan menendang betis, atau pura-pura batuk mengarahkan ke biji matanya yang sedang lelap dalam shalat. Ini kejailan satu dua saja masih banyak lagi hehehehe.Â
Siang harinya masih bermain. Kala itu sekolah libur sebulan penuh. Puasa-puasa masih kuat bermain? Namanya masa kecil kan pas berwudhu bisa minum air sekalian untuk mengembalikan tenaga lagi. Entah ini pengalaman siapa. Yang jelas saya gak berani ngaku kala itu. Abi (ayah) bakal gantung digenteng jika mengetahuinya.Â
Dan sore hari, kami anak desa tidak menunggu beduk dengan main ps atau ke time zone. Kami memilih bermain sepak bola. Soal kami kuat ya tidak tau. Lagi-lagi ada misteri kekutan yang rahasia alias ada udang di balik batu.Â