Sejuk pagi itu, terlewati
Berputarlah baling-baling imaji
Mengingat kembali
Tentang hati pernah tersakiti
Haruskah mengutuk masa
Beranikah aku mencaci rasa
Semua telah tergores asa
Di dinding pilu yang pernah ada
Rekat ikatan janji-janji
Ternyata utas tali palsu
Tertuturkan tanpa tulus hati
Itulah kisah kami kian jadi semu
Biarlah barkabung duka rasa
Lebih perih dari tertikamnya raga
Sakit, mendendam sukma lara
Begitulah asmara oh asmara Â
Kata pujangga: lukanya kan sembuh
Oleh jamu pahit bahan baku 'biar'
Biarlah berlalu hai hati tersihir
Oleh asmara pemberi kabar perih
Tak perlu kau ingkari
Amini saja lalu beri arti
Ada yang datang dan pergi
Kisah "sampah" itu menepi.
Salam.
By. albarr.art.blog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H