Siapa tak mengenal tokoh berkebagsaan cina satu ini. Pelaut hebat yang berlayar sejauh mungkin di abad pertengahan dulu. Bahkan tidak hanya berlayar laksamana Cheng Ho Juga menyiarkan rahmat ajaran Islam.
Budaya dan kearifan negara yang berasal dari negaranya seperti kegigihan, kerja keras dan lain sebagainya disatupadukan dengan nilai Islam. Dalam setiap perjalanan Cheng Ho berlayar.
Cheng Ho sendiri lahir di Jining dan besar di Yunnan tahun 1371 M. Tumbuh dan singkatnya suatu hari kaisa Zhu Yun Wen memberi gelar Laksamana Cheng Ho karena keberanian dan kecerdasannya. Kekaisaran saat itu membutuhkan sosok tokoh yang berani dan cerdas Cheng Ho pun tampil di muka dengan karakter kuat demikian yang dimiliki.
Berlatar belakang sebagai muslim ia diterima dengan baik dari beragam perbedaan agama di negaranya atau dinasti kala itu. Cheng Ho adalah tokoh yang mempelopori muslim untuk berlayar sekaligus melakukan gerakan pemugaran masjid dan nantinya hingga ke Nusantara.
Uniknya Cheng Ho dalam pelayarannya selalu menyertakan ulama, Ini dikarenakan beliau adalah muslim yang taat. Â Ulama senantiasa disertakan guna ia menimbah ilmu islam meski dalam perjalanan.
Sebagai pesiar berpengalaman ia akhirnya dipercayakan oleh Dinasti Ming untuk menjelajahi Nusantara. Sebagai diplomat yang menghubungkan jalanan Kekaisaran Cina Kuno dengan Nusantara. Hubungan ini terjalin kisaran 1405-1433 M. Diplomasi ini pun sukses. Cina Kuno dan Nusantara memiliki hubungan erat sejak dulu.
Hal lainnya dari Laksamana Cheng Ho lainnya, dia adalah muslim taat dan kehendak hati tentu ingin berlayar ke tanah suci. Namun kesibukannya jam terbang layar yang begitu tinggi tak sempat ia menuju ke Makkah. Dikarenakan Cheng Ho memimpin 20.000 awak kapal dalam setiap pelayaran jauh sebagian besar bukan muslim melainkan penganut Budha dan Tao.
Inilah Laksamana Cheng Ho, pelayar hebat, muslim taat, berkebangsaan cina sebagai diplomat untuk nusantara dahulu. Ia juga harmonis membangun hubungan hidup beragama baik dengan Budha, Tao dan agama lainnya yang dipimpinnya dalam pelayaran.
Ia tak hanya berkarya dengan pengalaman berlayar. Di darat ia menggerakan sebuah gerakan yang begitu mulia pada pemugaran masjid. Hari ini kala masjid-masjid megah berdiri mungkin ada baiknya kita gerakan menanam pohon semasif mungkin misal dan hal lain.
Cheng Ho sekarang masih dibahas karena kebaikannya. Dan kita bisa melakukan hal yang sama dengannya. Ingin abadi hidup abadi? Maka gerakan kebaikan, sebab kebaikan tak pernah mati. Layaknya teladan dari Cheng Ho.