Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Republik Twitter" Sebuah Refleksi Tahun Politik

16 Januari 2023   16:04 Diperbarui: 16 Januari 2023   17:41 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: https://bengkulu.antaranews.com/amp/berita/1426/menkominfo-apresiasi-film-republik-twitter

Berbicara masalah politik dalam negri. Sungguh menarik untuk diamati. Ratusan juta penduduk Indonesia. Separuh lebihnya pun aktif bermedia sosial.


Media sosial ternyata bisa dijadikan alat bahkan kacamata dalam melihat realitas politik lebih dekat. Memotret fenomena celotehan elit partai yang merasa lebih tinggi dari presiden hingga gelagat pejabat yang bangun citra politiknya di sana-sini.

Dan Twitter salah satu media sosial yang sangat masif selama satu dasawarsa ini untuk mukhtakirnya mata mengamati gelagat politisi di panggung elit negeri.

Tanpa terasa negeri tercinta ini akan menghadapi tahun politik praktis. Dimana tahun 2024 akan diselenggarakannya pemilu. Sebagian politisi pun mulai mencari muka dengan membangun citra baik sebelum mengumbar janji manis.

Sebuah filem produksi anak negri disutradarai oleh Kunts Agus dan ditulis oleh ES Ito. Keduanya berkelana di dunia cineas cukup lama. Dimana sang sutradara sebelumnya pernah membuat filem "Marni" mengangkat cerita tentang seorang perempuan cantik yang berusaha keras menyembunyikan suaminya dari perburuan penembakan Misterius (Petrus) dengan setting tahun 1983.

Filem marni bertutur tentang otoriternya rezim kala itu. Sang sutradara berani mengangkatnya sebagai filem. Demikian adanya dengan "Republik Twitter" kali ini memotret dinamika politik belakangan berkat adanya media sosial dalam hal ini twitter

Kali ini membuat genre yang sama dimana masih pada isu politik dalam negeri rilis setahun kemudian setelah "Marni" tepatnya tahun 2011. Menyoroti betapa dunia maya mampu menyoroti dunia maya sebagai bahan kajian hingga di capture pada filem.

Seni sejatinya alat untuk menangkap realitas sosial bahkan politik dan tingkah pongah penguasa sekalipun. Inilah filem yang ditampilan Kunz, Es Ito dan kawan-kawan.

Perjalanan Sukmo diperankan oleh Abimana Aryasatya, pria rantauan yang menetap di jogja dengan bermodalkan sebagai anak kos-kosan. ia hidup di dunia maya dimana baru hits dan munculnya twitter.

Saban hari menuliskan apa saja. Apa yang ada di hati dan pikirannya. Hingga ingin menemukan wanita yang mau berkomitmen dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun