Izin aku berimajinasi tentang buku, kamu dan rumah pilu.
Buku seibarat taman, tempat persinggahan
Tak perlu menetap dan berumah ditaman buku yang belukar
Sebab hanya beristrahatlah aksara, prahara kata,
Ayo apalagi? Pastinya ruang romansa cinta, tempat terlelapnya ingatan dan kenangan tak sempat digores oleh pena
Kini tentang kamu. Akan kutulis semuanya dan tak tersisa lagi,
Aku pernah berbicara soal rasa tapi bukan untuk dimiliki,
Biarlah tak terdefinisi oleh kata sebab banyak hal tak perlu mendapat arti
Rumah pilu pun jua menyapa, tak lagi persinggahan seperti taman buku,
Bukan pustaka, bukan ingatan pusaka, bukan.
Rumah pilu itu sulit kau temukan senyum manja di sore hari bersama kabutnya, sedikit rintik hujan menetesi, saat sehabis shalat kita lewati banguanan tua nan bersejarah itu.
Rumah pilu juga melarang kita jatuh cinta pada kota itu, apalagi di sudut-sudut istimewanya.
Biarlah. Biarlah. Semua bertutur sendirinya. Baik tentang buku hingga rumah pilu:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H