Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sebuah Kisah: Kopi dan Pekatnya Tinta Malam

4 November 2022   20:00 Diperbarui: 4 November 2022   20:20 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aktivitas nulis bersama hangatnya kopi.  Dokpri

Saat larut malam itu semakin larut. Tinta malam pun pamit dan izin untuk melanjutkan aktivitasnya bertutur di kertas dan layar kosong. 

Sedang si Kopi pamit untuk melanjutkan lamunan. Perbincangan malam itu membuatnya merenung bahwa tinta harus terus dirawat, ditemani, disemangati agar api kepekatannya tak tergerus oleh riuhnya zaman yang semakin fana. Semakin menyedihkan. 

Obrolan hangat berujung perenungan panjang. Penulis ucapkan, sampai jumapa di tuturan tinta berikutnya. 

Salam Aksara:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun