Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wahid Hasyim, Tokoh Bangsa Terdidik dan Pendidik

28 September 2022   23:51 Diperbarui: 29 September 2022   00:52 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meneliti sosok tokoh bangsa satu ini menarik. Saya secara pribadi mengambil kajian tokoh ini secara akademis sudah berlangsung sejak 2017 bermula meneliti beliau untuk tugas akhir pada jenjang sarjana strata 1 untuk gelar S.Pd,. Hingga kini di jenjang berikutnya saya mengambil tesis pada tema yang sama yaitu masih mengkaji dan menelaah tokoh satu ini.

Bagi saya Wahid Hasyim memiliki rasa nasionalisme atau istilah hari ini nation intrest yang begitu kuat. Dan hal ini perlu dijaga, spirit memiliki sebuah negara dalam berbangsa perlu agar kedepan generasi hari ini tidak terjebak pada perangkap dari negara luar baik secara politik, ekon0mi, sosial budaya dan lain sebagainya. Rasa nasioanlisme perlu kita jaga bersama, sekali lagi!

Wahid Hasyim adalah tokoh hebat seangkatan dengan sosok Bung Karno. Kala itu juga ikut merumuskan dasar negara hingga melahirkan pancasila bermula dari perdebatan panjang akan Piagam Jakarta. Lalu akhirnya sepakat akan Pancasila yang kini jadi falsafah dasar negara.

Kembali pada sosok Wahid Hasyim. Beliau adalah generasi terdidik kala itu. Lahir pada 1 April 1914, masih pada masa dan suasana penjajahan Belanda. Pendidikan adalah sebuah kemewahan. Wahid Hasyim oleh sang Ayah yaitu Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari ditanamkan pendidikan Islam akan nilai-nilainya sekaligus mencintai tanah air begitu kuat. Diiringi dengan sang Ibu yang bercita-cita menjadikan Wahid Hasyim mentri di suatu hari kelak akhirnya dididik bisa berbahasa asing diantaranya Belanda, Inggris, Jerman dan lain sebagainya. 

Untuk pendidikan di luar agama Islam beliau dapatkan langsung dari pamannya M. Ilyas yang berkesempatan sekolah di Indische School atau sekolah Belanda kala itu. Singkatnya, Wahid Hasyim tumbuh sebagai sosok terdidik dan memiliki keluasan Ilmu baik Islam maupun umum. Sempat berguru pada masyasyaikh (ulama) Makkah hanya berbilang tahun sekembalinya dari sana ia menggantikan posisi Ayah Hadratussyaikh sebagai mentri agama di zaman Jepang yang dulu dikenal dengan sebutan Sumubu.

Menjadi tokoh nasional yang terdidik Wahid Hasyim juga mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernama Nizamiyah. Konsep pendidikan Islam yang tidak hanya mendalami ilmu layaknya santri tradisional kala itu melainkan santri diharuskan cakap berbahasa asing hingga mengetahui ilmu santifik yang bersinggungan langsung dengan kemajuan. Nizamiyah kala itu ditantang karena bagi ulama kebanyakan kala itu mempelajari bahasa asing terutama bahasa Inggris dan Belanda itu haram dikarenakan bahasa penjajah. 

Wahid Hasyim tetap kokoh dan berani berdiri untuk terus mendidik santri agar cakap berbahasa asing kemudian melek pada kemajuan dan ikut serta memikirkan kemajuan bangsanya yang tengah terjajah. Inilah sekilas sosok hebat satu ini. Saya akan uraikan hal lain dari Wahid Hasyim pada artikel akan datang. Ini upaya saya untuk merawat sejarah. Wahid Hasyim adalah bagian dari sejarah bangsa ini yang perlu menjadi tinta sejarah terawat dengan khazanah sejarah yang ditulis dengan baik. 

Salam Merawat Sejarah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun