Seperti sebuah kaledioskop, lagu lagu pun mulai berubah menjadi lebih ke jaman milenial -walaupun tetap koplo juga-. Pemegang mik juga sudah berbeda, kali ini mulai dikuasai oleh generasi dua ribuan.
Suasana menjadi semakin ramai, riuh dan heboh. Semakin panas generasi 90-an juga turut menyumbangkan suara, menambah "keributan", dengan suara yang tidak bisa dibilang merdu. Alhasil seluruh penumpang bis tidak sempat memejamkan mata, yang sudah tidur terbangun karena serasa mendengar mimpi buruk secara nyata.
Tak terasa hari sudah berganti, dan bis sudah masuk ke kawasan kaliurang. Sabtu baru berumur 1 jam ketika kami keluar dari bis. Suasana masih sangat sepi. Tidak banyak yang bisa kami lakukan. Kami hanya duduk dikursi taman mengobrol.
Kedatangan kami terlau cepat 3,5 jam dari jadwal. Tol trans jawa dan jalanan sepi semakin mempercepat. Biasanya Jombang-Jogja non tol 6-7 jam. Kali ini jauh lebih cepat.
Hawa dingin di pegunungan, ditambah lagi musim kemarau membuat hawa dingin semakin menusuk. Sebagian kembali ke bis, melanjutkan tidur yang buyar karena nyanyian-nyanyian tak tentu nada diatonis atau pentatonis.
Setelah 3,5 jam menahan dingin dan tidak melakukan apa-apa. Adzan subuh berkumandang seiring kedatangan jip-jip yang akan mengantarkan kami ke berbagai tujuan dari lava tour.
Di lereng Merapi ini seperti biasa foto-foto menjadi agenda wajib. Pemandangan seperti ini tidak kami temukan di tempat kami.
Tiga tujuan ditambah satu tempat main air kami tuntaskan ketika waktu menunjukkan 09.00WIB. Setelah mandi dan bersih-bersih diri, kami segera mengisi perut. Karena keseruan-keseruan yang ada, tidak terasa jika asupan kami lebih banyak dari biasanya.