Mohon tunggu...
ALBANY ILFAD ARIDEWA
ALBANY ILFAD ARIDEWA Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Jember

Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota NIM 191910501047

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Sumber Daya Lahan Desa Maesan untuk Perkebunan Tebu

6 Mei 2021   18:58 Diperbarui: 6 Mei 2021   19:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar mendorong peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Hal ini akan mengakibatkan tejadinya penyempitan lahan untuk pertanian dan semakin meningkatkan tekanan terhadap penggunaan lahan. Di lain pihak terjadi peningkatan konsumsi pangan, yang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, yang harus diimbangi peningkatan produksi tanaman pertanian.

Pembanguan pertanian tidak hanya ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan saja, juga mencakup usaha - usaha peningkatan produksi pangan mencakup kebutuhan pokok lain diantaranya kebutuhan akan gula. Dari beberapa media masa diberitakan bahawa kebutuhan gula masih dipasok dari gula impor, karena produksi tebu sebagai bahan baku gula belum mencukupi. Untuk itu, sangat perlu dilakukan suatu kegiatan evaluasi lahan.

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tata guna tanah. Inti evaluasi kesesuian lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian / kemampuan lahan untuk jenis penggunaan lahan tertentu.

Desa Maesan adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Mojo. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Maesan adalah berkebun. Hal ini dikarenakan mayoritas penggunaan lahannya adalah perkebunan tebu. Jadi sector perkebunan memiliki peraanan penting dalam perekonomian desa. Menurut RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah ) Kabupaten Kediri Tahun 2010 - 2030. Kecamatan Mojo memiliki potensi untuk perkebunan yaitu tebu, kopi, cengkeh, kapuk randu, dan kenanga.

Lalu dalam evaluasi Sumber Daya Lahan Desa Maesan akan digunakan analisis yang dikenal dengan empat kategori dalam klasifikasi lahan mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Setiap kategori memiliki pengertian sendiri baik dalam hal klasifikasi maupun berkenaan dalam berbagai penggunaan lahan. Kesesuaian lahan dalam tingkat kelas tersebut adalah :

  • Kelas S1 Sangat Sesuai (Highly Suitable)
  • Kelas S2 Cukup Sesuai (Moderate Suitable)
  • Kelas S3 Sesuai Marginal (Marginaly Suitable)
  • Kelas N1 Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable)
  • Kelas N2 Tidak Sesuai Selamanya (Permanent Not Suitable)

Berikut merupakan hasil analisis di Desa Maesan :

  • Wilayah Desa Maesan berdasarkan topografinya berada pada elevasi 50 -- 1500 mdpl relatif datar sehingga cocok digunakan untuk perkebunan
  • Berdasarkan fisiografisnya dan kemiringannya berkisar antara 2 - 40 % terdiri atas wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan tipe iklim muson tropika yang mempunyai iklim musim kering dan basah yang jelas berbeda.
  • Berdasarkan hasil penelitian tanah di wilayah ini terbentuk dari bahan induk batu kapur dan pasir/abu vulkanik. Hasil klasifikasi tanah wilayah penelitian ini berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah Tahun 1996 terdiri dari tiga order yaitu : Entisol, Inceptisol dan Alfisol. Sedangkan sifat fisik tanahnya diantaranya adalah tekstur tanah di dominasi oleh kelas lempung liat berpasir. Kedalaman efektif tanah mempunyai solum dalam sedangkan klas drainasenya termasuk dalam kelas drainase cepat dan lambat.
  • Kelas Drainase Desa Maesan tergolong kedalam kelas cepat.

Dari analisis diatas dapat diketahui evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tebu di Desa Maosan diperoleh hasil S2 yang artinya dearah ini cukup sesauai untuk tanaman tebu dengan faktor pembatas berupa medan dan kondisi untuk zona agroklimat. Untuk penerapan penggunaan sebagai lahan tebu perlu dipertimbangkan demi kelestarian lahan dan diperlukan masukan untuk pencapaian tersebut. Jadi dapat disimpulkan secara umum cukup sesuai untuk komoditas tebu dengan faktor pembatas berupa kondisi medan yang meliputi bentuk relief , kelerngan dan prosentase batuan di permukaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun