Mohon tunggu...
Nadzir Albanna
Nadzir Albanna Mohon Tunggu... -

Pemuda (hampir) ganteng.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Senyum, Bidadari, dan Kunci Inggris

3 Desember 2009   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:05 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kalau saja seluruh super-komputer di dunia ada yang berani-berani nyoba menghitung Rahman dan Rahiim Allah, maka Insya Allah itu komputer meleleh menjadi abu, lalu abunya hilang tertiup angin entah kemana. Gak akan mampu. Serius. Gak akan mampu menghitung nikmat Tuhan. Apa yang di dunia dan di luar dunia ini semuanya berada dalam genggamannya. Manusia adalah makhluk yang paling beruntung. Dikasih semua kebutuhannya. Dicintai betul sama Tuhannya. Kita sebut saja satu nikmat Tuhan yang paling luar biasa. Yaitu senyum. Manusia dititipi oleh Tuhan senyum. Sebentuk aset yang sangat manusiawi. Anda tau beda hewan ama manusia? Betul. Senyum! Kucing kalo stress bisanya nyakar-nyakar perabot. Unta kalo (maaf) horny bisanya cuma ngok-ngok-ngok sambil bergerak-gerak konyol mengkhawatirkan. Kambing kalo kelaperan ngembe'-ngembe' gak puguh. Bahkan orang utan yang paling mirip prilakunya dengan manusia, tetep aja ga bisa senyum. Apalagi ayam.. hewan yang paling banyak dijagal oleh manusia ini jelas-jelas ga mungkin senyum.. lah wong ga punya bibir... Kasian yah binatang..... Inilah yang membedakan manusia dan binatang. Kalau sedang sedih, hati hancur lebur, "lagi pengen", lagi jatuh cinta atau apapun saja... manusia selalu bisa tersenyum... ***** Senyum juga merupakan anugerah "bermata dua". Sebentuk "senjata" multifungsi. Seperti kunci inggris. Jangan tanya pada saya soal sejarah kunci inggris ini apalagi asal usul penamaanya. Jangan tanya saya apakah si kunci inggris ini ditemukan oleh orang inggris atau orang garut. Atau kenapa gak sekalian dinamai kunci Indonesia saja? Atau kunci Wonosobo mungkin? Atau dalam bahasa ibunya saja, england key? Serius. Jangan tanya saya soal ini. Kunci inggris (wrench - in english), ini punya kelebihan bisa menyesuaikan dengan berbagai jenis ukuran baut. Sama seperti senyum. Senyum dapat ditarik dalam berbagai kondisi. Sedih. Senang. Gembira. Sakit. Tapi si kunci inggris ini juga bisa disalahgunakan. Kalau kepala sampeyan dikemplang pakai kunci inggris saya jamin pusingnya ketinggalan 2 hari... belum ditambah gegar otak dan kemungkinan menjadi kurang waras. Senyum juga begitu. Bisa disalahgunakan. Masa sih senyum disalahgunakan? Ya iyalah bisa. Bisa buat godain om-om. Bisa buat godain anak-anak SMA. Bisa buat menyakinkan orang untuk menipu. Senyum palsu. Huh! Kalau senyum digunakan dengan "membabi buta" juga bisa mengundang marabahaya loh... Kalau sampeyan punya senyum yang indah maka berhati-hatilah... Senyum indah sampeyan bisa meremas jantung lawan jenis sampeyan. Bisa membuat ge-er lawan jenis. Bisa membuat sampeyan menjadi sasaran empuk petualang cinta. Bisa membuat sampeyan disebut orang gila (ya iyalah kalau senyum terus mah..). ***** Nah.. Pernah mengalami jatuh cinta? Kalau ya, apakah sampeyan pernah memerhatikan tindak-tanduk sampeyan yang senyam-senyum gak kontrol? Karena seringkali senyum juga merupakan hasil "gotong-royong" dari berbagai organ yang bekerja dibawah sadar. Ada sinkronisasi luar biasa antara organ-organ tubuh. Organ apa yang paling bertanggung jawab saat jatuh cinta? Benar. Hati. Lalu kenapa yang keluar justru senyum? Saya gak punya kemampuan keilmuan untuk membahas ini dari sudut pandang biologis. Soal hormon, soal saraf atau soal cara kerja otot. Yang jelas coba sampeyan liat para binatang. Mereka tidak pernah jatuh cinta dan tidak pernah tersenyum. Kalaupun mereka terlibat hubungan lawan jenis maka haqqul yaqin itu karena naluri, bukan cinta. Coba lagi sampeyan liat binatang piaraan. Dikasih makan sama majikan, diberi perlindungan oleh majikan, atau disayang-sayang sedemikian rupa, mereka tidak pernah tersenyum. Mereka hanya "mengabdi" berdasarkan naluri. ***** "Dzir... kalau sedang gembira sih gampang senyum.. kalau sedang sedih itu yang susah senyum..." Betul. Betul pisan. Inilah tantangannya. Apakah sampeyan termasuk orang yang berani dan bernyali mengambil tantangan ini? Tersenyum saat kondisi sangat tidak mendukung untuk menarik senyum. Disakiti tersenyum. Dihina-hina tersenyum. Difitnah tersenyum. Saya gak bilang senyum akan menjadi obat mujarab yang mampu menyembuhkan apa saja. Dan saya gak bilang kalau ditindas-tindas itu ga boleh "ngelawan". Hanya saja, senyum dapat membantu kita melewati titian hidup yang beronak. Saya juga gak ngelarang-larang untuk tidak menangis atau berduka. Apa hak saya melarang-larang? Bahkan Rasulullah saw pun menangis saat putra beliau, Ibrahim meninggal di kala gerhana. Bahkan Rasulullah saw pun seringkali menangis mengingat Khadijah, istri beliau. Hanya saja... ada batas-batas proporsionalitas yang melingkarinya. Sampeyan punya kenalan yang kerjaannya merengut dan mengeluh sepanjang hari? Apakah sampeyan betah berlama-lama dengan kenalan sampeyan itu? Kalau kebiasaan mengeluh sudah menjadi darah dan menjadi daging. Maka saya khawatir spesies begini akan menjadi spesies yang menjengkelkan. ***** Kasian si senyum. Dititipkan oleh Tuhan pada manusia tapi jarang dipergunakan sebagaimana mestinya. Tuhan menitipi kita senyum sebagai kunci inggris untuk menghadapi berbagai jenis peristiwa dalam kehidupan. Susah ataupun senang. Karenanya Tuhan memberi nilai pahala untuk sebuah senyum yang tulus. Senyum menampilkan sisi ketabahan manusia saat berduka. Senyum menampilkan sisi keceriaan saat manusia bahagia. Meski senyum pun mampu menampilkan sisi gelap manusia. Berhubung hanya manusia yang dikasih oleh Tuhan anugerah senyum ini... maka gunakanlah dengan baik. Gunakan dengan bijak. Manfaatkan sebaik-baik manfaat. Yang namanya "senjata" gunakan secara bijak. Yang namanya "alat" gunakan sesuai fungsinya. Yang namanya "anugerah" syukuri dan syukuri..... Oh ya, saya selalu suka saat berkata kepada kekasih saya soal senyum... "Neng, senyum dong.... Bidadari di surga ga ada yang merengut...." Ya. Saya selalu suka mengatakan itu. Kalau sampeyan nanti masuk surga (amin....) saya nitip dicariin bidadari yang merengut. Yang kerjanya mbaeud sepanjang hari. Saya mau jitak kepalanya. Gak malu apa sama kekasih saya yang selalu suka tersenyum? Albanna 2009, Sambil denger Dewa 19 - Hadapi Dengan Senyuman.mp3 PS: 1. foto dijarah tanpa izin dari http://masdiisya.files.wordpress.com/2009/05/smile.jpg 2. Senyum dong.... 3. Senyum lagi dong..... 4. Senyum terus kayak orang gila lo....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun