Saya hanya bisa menerka-nerka. Apakah surat rekomendasi, surat keterangan sehat, atau surat pernyataan yang tidak lolos.
Saya mulai terjebak memikirkan alasan tidak lolos. Hingga kemudian bisikan "seharusnya begini, seharusnya begitu" tiba-tiba muncul.
Astaghfirullah.
Saya tersadar. Terlepas dari apa sebab utama saya tidak lolos administrasi saya mengambil pelajaran penting.
Jika memang bukan rizki saya maka tidak akan sampai.
Jika saya memang belum diundang ke Mekah Madinah maka sekeras apapun saya belajar tidak akan membawa saya ke sana
Kemudian apakah saya menyesal telah belajar begitu keras tapi akhirnya tidak lolos?
Tidak. Sama sekali tidak.
Saya selalu berusaha mengambil sisi positif dari setiap takdir yang terjadi. Terutama takdir yang menurut saya tidak sesuai keinginan.
Dalam setiap do'a minta dipanggil ke Mekah Madinah lewat jalur petugas saya selalu menutup dengan kalimat, "Ya Allah apapun yang akhirnya Engkau gariskan, hamba tidak akan pernah kecewa dengan do'a-do'a hamba".
Saya jadi ingat apa yang dikatakan oleh salah satu guru bahwa di antara rukun iman, percaya pada takdir baik dan buruk bisa jadi adalah yang paling berat.