Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan seorang psikolog berkaitan dengan ketangguhan seorang anak. Psikolog ini menyatakan bahwa berapa banyak orang tua yang begitu mengkhawatirkan pendidikan anaknya di perguruan tinggi, padahal pendidikan utamanya ada pada pendidikan di kala anak masih usia dini.
Ada hubungan yang sangat erat antara pendidikan saat usia dini dengan bagaimana seorang anak menjalani kehidupannya saat dewasa.
Anak yang sejak kecil memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik, sampai dewasa kemampuan itu akan terbawa.
Anak yang di usia kecilnya memiliki ketangguhan mental yang bagus, akan terbawa sampai dia dewasa.
Anak yang sejak dini tipikal tidak gampang menyerah maka kelak ketika dewasa dia juga akan memiliki kemampuan yang kurang lebih sama.
Ini sejalan dengan apa yang kami pelajari dalam Pendidikan Guru Penggerak.
Ada keterkaitan antara kecakapan sosial dan emosional yang diukur ketika TK dan hasil ketika dewasa di bidang pendidikan, pekerjaan, pelanggaran hukum, dan kesehatan mental.
Kompetensi sosial dan emosional inilah sesuatu yang kadang luput dari perhatian.
Banyak di antara kita, guru dan orang tua, lebih menekankan pada kompetensi akademik. Ada kebanggaan ketika anak mengukir prestasi tinggi dan naik panggung untuk menerima penghargaan.
Tentu saja ini tidak salah, asalkan tidak menjadikan kemampuan akademik sebagai satu-satunya tujuan.
Sisi emosi dan sosial mereka juga harus diperhatikan.