Aksiologi Ramadhan
Oleh Subhan Alba Bisyri
Jkt. 24.03.24
Aksiologi merupakan cabang Filsafat, yang membahas etika, estetika, termasuk maksud dan tujuan sebuah diskursus. Dalam hal ini kita bahas diskursus yang berkenaan dengan Ramadhan. Yang menurut hemat saya , ada beberapa hal penting yang perlu ada kajian kritis, diantaranya mengenai untuk apa ada puasa Ramadhan, apa itu Nuzulul kurang? Â Kenapa dibulan Ramadhan kebaikan dilipat gandakan ? Dan apa itu Nuzulul Al-Qur'an?
Kita akan membahas tentang "aksiologi puasa Ramadhan, yaitu pemahaman mengenai nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam ibadah puasa selama bulan suci ini.
Pertama. Makna Puasa.
Dalam bahasa Arab, puasa disebut Ash Shyam () atau Ash Shaum (). Secara harfiah, artinya adalah al imsaak (), yang berarti menahan diri.
Â
Secara istilah, puasa berarti beribadah kepada Allah Ta'ala dengan menahan diri dari makan, minum, dan pembatal puasa lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Puasa Ramadhan hukumnya wajib berdasarkan firman Allah Ta'ala: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa" (QS. Al-Baqarah: 183).
Kedua. Hikmah dan Filosofi Puasa Ramadhan. Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa mengajarkan kita mengendalikan hati, pikiran, dan anggota badan dari hal-hal yang bisa menimbulkan dosa.
Puasa membentuk kesabaran dalam beribadah kepada Allah, menjauhi yang dilarang-Nya, dan latihan menghadapi rasa lapar dan kesulitan.
Puasa juga mengajarkan solidaritas sosial dan memunculkan kemaslahatan umat secara menyeluruh.
Ketiga. Keutamaan Puasa.
Puasa merupakan ibadah yang tidak ada tandingannya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Hendaknya engkau berpuasa karena puasa itu ibadah yang tidak ada tandingannya."