Mohon tunggu...
alba albar
alba albar Mohon Tunggu... -

saya laki-laki biasa az, bukan apa-apa dan apalagi siapa-siapa, Salam Dahsyat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Para Politisi yang Sedang Bermain Sinetron Berjudul Century

23 Januari 2010   09:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Negara indonesia adalah menganut sistem presidensiil, namun kiranya banyak politisi kita rupanya mengira sistem negara ini adalah parlementer. Mereka rupanya melupakan itu atau memang sengaja mencoba coba hal yang mereka inginkan. Mungkin saja berhasil dan tidak masalah jika tanpa hasil yang sesuai keinginan mereka.

Para politisi saat ini nyata-nyata sudah memulai eksperimen dalam hal perpolitikan. Ada yang sudah jelas menaruh kedua kaki mereka diluar alias menjadi oposisi dan ada juga yang jelas menaruh kaki mereka didalam menjadi mitra koalisi penguasa.

Setelah masalah tentang bank yang bernama century muncul hingga para politisi ini berusaha memecahkannya sampai dengan membentuk pansus sebagai usaha dalam peyelidikan tentang masalah century. Permasalahan century ini menyangkut uang sebesar 6,7T yang dilihat katanya uang rakyat yang dirampok menurut mantan Wakil Presiden.

Para politisi ini bersidang dan memangili pihak-pihak yang terkait dan menanyai mereka satu persatu. Politisi-politisi ini yang awalnya jelas posisi mereka yaitu satu oposisi dan yang lain mitra penguasa. Dalam hal century ini malah ada yang menyatakan bahwa mereka mitra namun tetap akan kritis dalam mencari kebenaran. Ini patut dipertanyakan karena mereka politisi yang ah.. tau sendirilah..

Sikap mitra penguasa itu yang beralasan untuk kebenaran menjadikan mereka terlihat sebagai penghianat atau pembangkang, dan memposisikan diri seperti menaruh kaki mereka satu didalam dan satu lagi diluar. Seperti ingin terlihat baik dan selamat dari caci maki rakyat.

Penyelidikan para politisi ini yang tergabung dalam nama pansus ini memang lain, karena ini disiarkan live alias langsung sehingga masyarakat dapat melihatnya di layar televisi. Penulispun selalu mengikuti sidang-sidang pemeriksaan pihak-pihak terkait yang dikatakan oleh seorang Profesor juga salah seorang wakil dari pansus adalah pemeriksaan saksi dan ahli, jadi jika penulis mengatakan para pihak terkait pasti akan disalahkannya dengan undang-undang pansus.

Penulis memprediksikan para saksi yang terkait seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia saat itu tidak salah membuat kebijakan tentang hal yang diributkan yaitu bailout. Hal itu dilakukan atas dasar keadaan saat itu yang memang genting karena imbas dari krisis global.

Namun saat ini hal itu diributkan karena kata para politisi ini yang oposisi dan politisi yang kakinya satu dioposisi satu dipenguasa bahwa uang yang dipake untuk membailout bank century ada yang masuk ke parpol pengusa alias pemenang pemilu. Kenyataanya tidak. Apakah para politisi ini malu menuduh tapi tidak terbukti, ternyata masa bodoh saja mereka, malahan tetap berupaya mencari celah kesalahan untuk menjatuhkan penguasa.

Penguasa mengendus hal tersebut dan bereaksi dengan perwakilannya di pansus selalu mengcounter dan membela pihak terkait yang penulis lihat memang telah menyelamatkan negeri ini dari imbas krisis global. Para politisi oposisi dan satu kaki ini memang terbukti sangat cerdas dalam hal mencari-cari kesalahan orang lain dalam hal ini pihak terkait dalam bailout century yaitu Pak Budiono dan Ibu Sri Mulyani. Para politisi ini menyatakan bahwa bailout century adalah kebijakan yang salah berdasarkan keterangan saksi-saksi lainya dan ahli yang tidak jelas itu ahli atau bukan karena jurusan keilmuannya kok tidak sesuai dengan permasalahan yang ada, yang salah yang mengundang atau karena ahli yang keilmuannya beda yang pandai bicara dan selalu muncul di televisi.

Kita tunggu saja hasil keputusan politisi-politisi yang tergabung dalam pansus ini. Namun memang jelas bahwa masyarakat kita ini sedikit mudah terpengaruh keadaan atau situasi, terbukti dengan memanggil ahli yang kok kompetensinya atau keahliannya otodidak hanya karena sering muncul ditelevisi saja tanpa catatan akademik yang sesuai permasalahan. Juga tentang bahwa uang 6,7 T itu dirampok..banyak masyarakat yang langsung percaya karena pembesar Negeri yang mengatakan.

Masyarakat kita sebetulnya adalah masyarakat yang mudah terpengaruh karena kultur dan budaya kita yang menjadikan hal tersebut, kebanyakan masyarakat kita adalah orang-orang yang lugu, faktor psikologis yang sedikit melow dan parnow, kecuali para politisi dan pengusaha akademisi juga penguasa yang selalu menggunakan alasan pembenarnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun