Memang pepatah zaman dulu banyak yang benar, bahwa ''Orang Yang Lebih Tua itu lebih Banyak Makan Asam Garam''. Terbukti ada iklan juga yang menuliskan '' Yang Tua Yang Lebih dipercaya''.
Dalam hal Orang Yang lebih Tua itu Lebih Banyak Makan Asam Garam memang terbukti, dengan kondisi kancah perpolitikan dan kekuasaan Negara kita tercinta ini yang sangat didominasi oleh orang-orang yang Tua-Tua. Terlihat dari banyaknya anggota dewan perwakilan kita yang sedah udzur dan yang paling mengherankan adalah ketua MA malah dijabat kakek-kakek.
Memang mungkin dalam benak orang Tua-Tua tersebut bahwa generasi muda belum mampu menggantikan kecerdasan mereka, dan keahlian mereka dalam segala hal. Apakah demikian..? Pertanyaan saya memang sudah terjawab dengan kata-kata iklan yang berbunyi ''Yang Tua Yang Dipercaya''. Mengapa demikian..? Jawaban pertanyaan itu mungkin adalah karena yang tua yang lebih mengetahui segala hal yang berhubungan dengan Orang-orang Tua lainnya dan pengalaman-pengalaman lainnya.
Seperti halnya dengan kasus century, partai politik dengan para politikusnya yang tua-tua tersebut mengajukan anggotanya yang orang-orang tua sebagai ketuanya. Kasus century sangat asik bila kita simak dengan seksama, ini karena memang kasus ini diminati oleh seluruh kalangan masyarakat dan dalam poling koran kompas menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan sinetron.
Jika kita kembali kepada pepatah diatas, apakah termasuk juga didalamnya adalah partai-partai politik yang umurnya sudah tua juga sudah banyak makan asam garam..? saya yakin jawabanya iya, sebab kita tau ternyata mereka yang lebih tua itu dahulu zaman orde baru sudah ikut mengikuti sistem diorde baru tersebut.
Telah banyak makan asam garam ternyata tidak hanya berkonotasi baik saja, bisa juga dikonotasikan untuk hal yang jelek, misalnya century yang kita lihat nanti hasilnya yang diputuskan oleh orang-orang tua itu dan yang baru muncul adalah ada beberapa partai politik yang ternyata jelas menggunakan aset Negara sebagai kantornya tanpa hak yang sah dan mereka diam saja tanpa rasa bersalah dengan rakyat dan masih mengatakan bahwa tanah itu sah milik mereka, mereka telah merugikan Negara dan artinya juga merugikan rakyat melebihi uang yang diributkan di Century yang 6,7T. Mereka merugikan Negara Puluhan Trilyun, Namun mereka terlihat tanpa rasa bersalah dan tak perduli sedikitpun malah menantang balik dengan mempersilahkan gugat saja. Rasa keadilan apakah sudah hilang dan meninggalkan rasa serakah, ingin menang sendiri dan dengan mengedepankan alasan pembenarnya sendiri. Sangat kelihatan mereka-mereka ini tidak memperjuangkan kepentingan rakyat tapi hanya mengusahakan, mereka hanya memperjuangkan kepentingan kelompoknya sendiri yang mereka katakan itu rakyat dan memang benar juga kalau itu rakyat, namun rakyat kelompoknya sendiri.
Beberapa partai itu adalah partai yang telah banyak makan asam garam didunia perpolitikan. Mereka tidak merasa bahwa tanah itu adalah tanah Negara yang mereka katakan sudah diberi oleh pemimpin orde baru pada waktu dulu, dasar orang-orang dipartai tua, mereka juga ternyata kompakan dalam hal materi dan banyak yang kompakan dalam saling menutupi dosa masa lalu yang mereka lakukan untuk sebuah kesepakatan.
Apa jadinya Negeri ini jika kalangan tua-tua itu tetap masih memimpin negeri ini..? semua hal yang akan direformasipun akan macet karena orang-orang tua itu punya hal yang mereka tutup-tutupi sehingga mereka tetap ingin selalu berkuasa dan menumpuk materi untuk menutupi kesalahan masa lalunya.
Kisah Negeri ini saat ini sudah berjalan menjadi lebih baik, dan ternyata orang-orang yang banyak makan asam garam tidak selalu menjadikan Negeri ini lebih baik lagi, namun kita patut menghargai mereka karena mereka juga memberi pelajaran yang berharga yang bisa kita gunakan untuk menjadikan Negeri ini lebih baik lagi, dan jangan kita tiru kejelekan mereka yang memang sebenarnya sangat kelihatan sekali dan orang-orang muda ini tidak mampu dan berani menegaskan kesalahan orang tua-tua tersebut, karena jelas bahwa kita menganut adat ketimuran, dan senioritas. Repot sudah kalau selalu begitu, dan keliatannya hal tersebut hanya berlaku dalam kelompoknya masing-masing tidak berlaku untuk kelompok lainnya adat ketimuran dan senioritas tersebut.
Orang tua lebih banyak makan asam garam adalah memang benar dan saya setuju dan juga yang tua yang dipercaya itu juga banyak benarnya, namun untuk saat ini akan ada hal baru yang muncul yaitu ''Yang Muda Yang Berkuasa dengan Etika Dan Hukum sebagai Panglimanya''. Harapan dan keinginan untuk kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia tercinta semoga semakin baik kedepannya.
Salam Dahsyat.