Semestinya, kemiskinan amat tak layak menjadi kosa kata yang masuk dalam ranah bangsa Indonesia.Di negeri dengan aneka ragam kekayaan alam yang berlimpah dan tersebar di seluruh daratan dan lautan ini, seharusnya tak boleh ada orang miskin.Namun nyatanya, kemiskinan terhampar dan begitu mudah dijumpai.
Data kemiskinan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2011, menunjukkan jumlah penduduk yang masuk kategori sangat miskin sebanyak 10,09 juta jiwa atau 4,17% dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara warga yang dinyatakan hampir miskin mencapai 27,82 juta jiwa (11,5%). Dari data tersebut, Pulau Jawa menempati urutan teratas untuk jumlah penduduk miskin, yakni 16,74 juta jiwa, sedangkan jumlah terkecil berada di Pulau Kalimantan, 0,97 juta jiwa.
Beragam program pengentasan kemiskinan coba digulirkan oleh pemerintah.Entah karena programnya yang kurang tepat, salah sasaran atau memang pelaksanaannya yang tak dikawal atau dikontrol secara ketat, nampaknya langkah-langkah pemerintah itu belum menunjukkan hasil yang signifikan.Yang terjadi justru angka kemiskinan terus bertambah.Baik yang miskin secara nyata, maupun miskin mentalnya.
Sebuah gerakan sederhana coba digagas Al Azhar Peduli Ummat (APU) guna membantu kaum dhuafa untuk bisa meningkatkan perekonomiannya. Tak sekadar memberi bantuan karitatif untuk pendidikan, kesehatan dan pangan, APU mengembangkan program Keluarga Berdaya.
Program peningkatan ekonomi keluarga dengan memberi bantuan modal usaha serta pendampingan dalam menjalankan usahanya, agar terwujud keluarga mandiri dan berdaya, seperti yang diterima Titin Martini (40 tahun). Ibu delapan anak ini, berdagang makanan ringan, gorengan dan minuman demi membantu suaminya yang bekerja sebagai tukang servis keliling.
Sejak 2006, keluarga yang tinggal di Kelurahan Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan ini sudah berwirausaha, namun tak berkembang.Tim APU melakukan pendampingan terhadap Ibu Titin, diawali dengan membenahi warungnya agar lebih menarik, memberikan modal usaha dan arahan dalam berwirausaha.Hasilnya, tak hanya keuntungan lebih, keluarga ini pun mulai bisa menyisihkan sebagian keuntungannya untuk ditabung.
Hampir setiap pekan, pendampingan dilakukan tim APU kepada keluarga yang mendapatkan program ini, dengan harapan keluarga-keluarga dhuafa segera beranjak menjadi keluarga berdaya. Kejayaan bangsa bukan mustahil diraih dengan dimulai dari pemberdayaan keluarga.Semoga semakin banyak pihak yang mendukung gerakan sederhana ini.Amin. (APU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H