Mohon tunggu...
Al-Azhar Peduli Ummat
Al-Azhar Peduli Ummat Mohon Tunggu... -

Al-Azhar Peduli Ummat adalah lembaga nirlaba yang dibentuk Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dhuafa, berbasis pendidikan dan dakwah dengan mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik, dan bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semua Anak Berhak Punya Masa Depan

20 April 2012   07:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Muhammad Sudirno, atau biasa disapa Dirno, anak yatim dari Brebes, Jawa Tengah, yang berani menjemput masa depannya dengan datang ke Jakarta, bukan untuk bertarung mencarinafkah melainkan untuk melanjutkan sekolahnya. Cita-citanya untuk bisaterus sekolah tak bisa lagi dibendung, namun ibunya yang hanya seorang buruh tani tak lagi sanggup membiayai sekolah Dirno. Lelaki kecil ini tak rela masa depannya kandas begitu saja, ia pun memutuskan tinggal bersama kakaknya di Depok. Agar tidak menjadi beban bagi kakaknya, Dirno ikut mencari nafkah untuk biaya sekolah. Mulanya, siswa kelas III Madrasah Aliyah (MA) Al Hidayah, Rawadenok, Depok ini berjualan buku bacaan ringan setiap usai pulang sekolah hingga larut malam.

Karena sering mendapat teguran dari guru lantaran tertidur di kelas, Dirno memilih untuk berjualan air mineral. Cobaan belum usai, kakaknya tak lagi sanggup menampung Dirno untuk tinggal bersama di rumah kontrakannya. Keluar dari rumah itu, ia sempat tinggal beberapa lama di rumah temannya sampai kemudian ia menempati sebuah gubuk kecil pemberian salah seorang pegawai kecamatan.

Dirno adalah potret satu dari 250 remaja kelas tiga SLTA sederajat yang beruntung mendapat beasiwa dari Program 3G (Tiga Gemilang) Alazhar Peduli Ummat (APU) tahun ajaran 2011-2012. Di luar mereka, masih jutaan anak kaum dhuafa yang harus menggantungkan masa depannya, karena orang tuanya tak mampu membiayai sekolah. Pendidikan di negeri ini tergolong mahal, hingga ada satu kalimat yang cukup populer “Orang Miskin Dilarang Sekolah”.

Oleh karena itu, program 3G digulirkan untuk member kesempatan lebih luas kepada para siswa kelas tiga selevel SLTA untuk bisa menyelesaikan pendidikannya hingga lulus.Tak hanya biaya pendidikan, program ini pun mencakup pemberian motivasi belajar dan bimbingan spiritual bagi para pesertanya. Diharapkan, beasiswa ini mampu menunjang kegemilangan masa depan dengan memiliki cita-cita dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sebagai sarana meraih kehidupan yang lebih baik.

Yang menarik dari program 3G ini, prestasi akademik bukan ukuran mereka bisa mendapatkan beasiswa, karena kami tidak menilai seseorang hanya dari nilai akademik saja. Inilah yang membedakan program beasiswa 3G dengan kebanyakan program sejenis yang lebih mengutamakan anak-anak yang dianggap cerdas hanya dari ukuran prestasi akademik. Saat ini program 3G dinikmati oleh 250 siswa dari 50 puluh sekolah di Indonesia Timur (Makasar), Pulau Jawa (Magelang, Solo, Purwokerto, Madiun) dan Jabodetabek.

Tantangan sudah di depan mata, anak-anak binaan dan penerima beasiswa 3G tengah bersiap melalui Ujian Nasional (UN) tak berapa lama lagi. Hasil yang mereka dapatkan nanti menjadi pembuktian bagi mereka untuk menunjukkan kepada siapa pun bahwa keterbatasan tak menghalangi siapapun untuk berprestasi. Tugas kita bersama untuk membantu, memotivasi mereka untuk bisa meraih sukses. Setelah 250 anak ini, masih ribuan bahkan jutaan anak-anak lain di seluruh Indonesia menanti beasiswa 3G menyemai harapan mereka. (APU)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun