Mohon tunggu...
Sumali Ibnu Chamid
Sumali Ibnu Chamid Mohon Tunggu... -

Journalist, Blogger , Photographer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terompet Perang Kejutan Kembang Api

31 Desember 2010   19:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terompet Perang, Kejutan Kembang Api
- Selamat Tahun Baru 2011

Sejak sore tadi, deretan pesan pendek atau sms (short massage service) menyusup ke ponsel ku bak tiada henti. Isi dari pesan pendek itu, bergulir berucap “ Selamat tahun baru 2011” beberapa diantaranya memakai diksi “ Happy New Year 2011”. Tak berhenti sampai di situ, Deretan pesan pendek hampir semuanya menitipkan doa. Intinya mendoakan agar memasuki tahun baru 2011 mendapatkan sukses.
Namun, dari deretan sms itu ada yang memancing pandangan mata saya. Apa pasal? sms itu beda dengan sewajarnya. Bila yang lain lebih banyak memilih kata suskes. Pesan pendek yang saya terima dari teman dekat ini terlihat nyeleh . Singkat juga sms nya,” Selamat tahun baru ya...semoga tahun 2011 nanti mendapatkan banyak kejutan. Jangan lupa, siapkan kembang api dan terompet,” ujar teman saya.
Sekilas diamati kalimat ucapan dari teman saya itu sederhana. Tapi, pikiran saya terus bertanya. Kenapa dia memakai diksi “ kejutan” kenapa pula, dia memesan agar saya menyiapkan terompet dan kembang api.
Saya mungkin terlalu serius. Bukankah wajar terompet dan kembang api dilekatkan pada ucapan itu, sebab memang selama ini kedua benda itu menjadi simbol pada malam pergantian tahun?. Pertanyaan saya semakin tak henti, kenapa terompet dan kembang api beberapa tahun belakangan seolah mirip sesaji, atau seperangkat alat yang wajib dibawa pada malam pergantian tahun ? bila tidak membawa kedua benda ini, seolah kita tidak punya penanda, bahwa kita siap menyambut tahun baru.
Belum selesai, kata kejutan, mendadak mengingatkan saya pada beberapa tokoh ilmuan astronomi yang pernah saya baca sejak masih duduk dibangku SMP. Adalah Aristarchus pria luar biasa yang hidup pada abad ke-3 sM banyak jasa, dan perlu dikenang. Sebab, ilmuwan asal Yunani ini membuat kita percaya bahwa Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang pertama yang menghitung ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia menemukan bahwa diameter bulan lebih dari 30 persen diameter Bumi.

Sosok lain Aristoteles kehidupan kurun waktu 384-322 sM membuat ilmuwan Yunani ini menemukan keyakinan bahwa Matahari, Bulan dan planet-planet mengitari Bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang rumit. Ia mengetahui bahwa Bumi dan Bulan berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan memantulkan cahaya Matahari, tetapi ia tak percaya bahwa Bumi bergerak dalam Antariksa ataupun bergerak dalam porosnya

Pengetahuan tentang astronomi bak tak pernah berhenti, Eratosthenes ilmuwan yang hidup pada rentang waktu 276-196 sM berjuluk ahli astronomi Yunani yang dikenal orang kali pertama mengukur besarnya Bumi secara teliti. Ia mencatat perbedaan ketinggian Matahari di langit sebagaimana terlihat pada tanggal yang sama dari dua tempat pada garis utara-selatan yang jaraknya diketahui. Dari pengamatannya, ia menghitung bahwa Bumi mestinya bergaris tengah 13.000 km. Hampir tepat dengan angka yang sebenarnya (12.756,28 km pada katulistiwa).

Aristarchus, Aristoteles serta Eratosthenes sekilas memang tidak ada sangkut pautnya dengan terompet maupun kembang api. Namun, kiprah mereka dalam dunia astronomi yang kemudian mengenalkan kepada kita apa yang disebut kalenderisasi masehi tidak bisa dianggap sepele.Tanpa mereka, malam ini dan pagi ini kemungkinan tidak ada tahun baru, dan tentu tidak ada terompet dan kembang api, atau kata kejutan.

Saya sejak sore hingga pagi ini terus menerka tentang tahun baru, terompet, kembang api dan kejutan. Analogi saya bisa jadi tidak benar. Namun tentang terompet, yang terpatri dipikiran saya adalah Perang, semangat perang. Memasang senjata, menata barisan dan siap menghela apapun yang menjadi penghalang.

Dan kejutan itu bernama kembang api, datangnya meledak, tak terduga, pecah, beragam warna serta menimbulkan kilatan cahaya. Dan itu mulai bisa saya terima, kenapa tahun baru lekat dengan simbol terompet dan kembang api. Sebab, mengawali waktu tidak ada pilihan lain, selain berperang. Tugas kita menata barisan dan berjuang sekuat tenaga menyelesaikan segala soal yang datang pada hirup kita. Bukankah, dari bangun tidur hingga tidur lagi kehidupan kita tidak pernah bebas dari masalah? Dan masalah yang datang tidak selalu bisa kita duga, atau bisa disebut “kejutan”.

Dan mulai pagi ini, Terompet Perang tahun 2011 telah berbunyi, itu artinya berbagai Kejutan akan terus datang bak Kembang Api, meledak, memencarkan beragam warna dan memukau. Selamat Tahun Baru 2011 yang penuh kejutan. (SUMALI IBNU CHAMID)
iboldnewblogging

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun