Pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, konversi daya DC ke AC dilakukan dengan menggunakan converter putar atau set motor generator (MG set). Di awal abad ke-20, tabung hampa udara dan tabung berisi gas mulai digunakan sebagai kenop pada sirkuit inverter . Jenis tabung yang paling banyak digunakan saat itu adalah thyrathon.
Awal mula penemuan inverter elektromekanis menjelaskan nama ‘inverter ’ yang kita kenal sekarang ini. Converter AC ke DC dahulu menggunakan motor AC induksi yang tersambung langsung ke dynamo sehingga generator dapat menciptakan arus DC.
Pada perkembangan selanjutnya diciptakan converter sinkron yang bisa dianggap sebagai AC yang diralat secara mekanis. Dengan ditambahi beberapa pelengkap dan peralatan control yang tepat, MG set atau converter putar bisa berfungsi terbalik, yakni mengkonversi DC ke AC. Inverter sendiri berarti inverter converter atau ‘konverter yang berfungsi membalikkan ‘.
Selanjutnya mulailah inverter dikembangkan menjadi lebih canggih dan mudah digunakan. Salah satu bentuk perkembangannya adalah inverter perata arus. Sebelum tahun 1957 transistor tidak mampu menyediakan tegangan dan arus yang cukup untuk kinerja aplikasi inverter. Hingga akhirnya di tahun tersebut diperkenalkan thysitor atau perata arus dengan silicon (SCR) yang memprakarsai perkembangan sirkuit inverter solid.
Komutasi atau pertukaran arus listrik yang dibutuhkan SCR adalah kunci dari desain sirkuit SCR yang baik. SCR tidak mematikan atau menukar arus secara otomatis ketika sinyal control gerbangnya dalam keadaan mati. SCR hanya akan mematikan arus ketika arus yang sedang melaju dikurangi jumlahnya hingga sangat sedikit.
Pada prinsipnya inverter berfungsi untuk mengubah listrik DC dari berbagai sumber (misalnya baterai dan panel tenaga surya) ke dalam bentuk listrik AC. Listrik yang dihasilkan bisa dalam tegangan berapapun sesuai kebutuhan. Umumnya inverter bisa mengoperasikan peralatan listrik AC dan memproduksi DC dalam jumlah tegangan tertentu.
(fiq/thc2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H