Mohon tunggu...
Muhammad Farel Al Aqso
Muhammad Farel Al Aqso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisioterapi Universitas Airlangga

Nama saya Muhammad Farel Al Aqso. Saya mahasiswa baru Fisioterapi Universitas Airlangga. Saya adalah seorang yang bersemangat dan antusias dalam mengejar ilmu di bidang kesehatan, khususnya fisioterapi. Sejak kecil, saya memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap kesehatan dan rehabilitasi, yang mendorong saya untuk memilih jurusan ini. Saya percaya bahwa fisioterapi memiliki peran penting dalam membantu orang-orang pulih dari cedera dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman di berbagai kegiatan organisasi, saya berkomitmen untuk mengembangkan keterampilan praktis dan teoritis saya selama masa studi di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Krisis Lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Sidoarjo Tahun 2024

3 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Krisis lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah masalah serius yang dihadapi oleh banyak daerah di seluruh dunia, termasuk Sidoarjo. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan industrialisasi, kebutuhan akan TPA semakin meningkat. Namun, lahan yang tersedia semakin terbatas, sehingga sulit untuk menemukan tempat yang cocok untuk membuang sampah.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pertumbuhan populasi yang pesat, pertumbuhan industri yang tinggi, dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Dalam kondisi krisis lahan TPA, sampah yang tidak dapat diolah menumpuk di sekitar tempat pembuangan, mengakibatkan pencemaran lingkungan dan bahaya kesehatan bagi masyarakat sekitar.Oleh karena itu, diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk memahami sebab dan akibat dari krisis lahan TPA di Sidoarjo pada tahun 2024, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

Faktor-faktor penyebab krisis TPA di Sidoarjo tahun 2024, berdasarkan judul “Analisis Krisis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sidoarjo Tahun 2023. Bab ini juga membahas dampak krisis TPA terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Faktor-faktor penyebab krisis lahan TPA di Sidoarjo tahun 2023 Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab krisis TPA di Sidoarjo tahun 2023 juga karena sikap acuh tak acuh terhadap lingkungan. Perilaku sampah di lingkungan sekitar dapat mempengaruhi jumlah sampah. akhirnya tempat sampah. Sampah yang berserakan di lingkungan sekitar dapat menimbulkan berbagai masalah seperti masalah lingkungan, kesehatan bahkan bencana. Sampah organik relatif lebih cepat terurai, sedangkan sampah plastik dapat bertahan bertahun-tahun dan mencemari lingkungan. Di Sidoarjo, juga di sekitar TPA, sampah dapat mempengaruhi kualitas dan daya tampung lahan TPA. Selain itu, kebiasaan buruk tersebut juga dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran air dan tanah, penyebaran penyakit dan berdampak pada kesehatan masyarakat setempat. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan dan kampanye yang lebih intensif tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Selain itu, penegakan hukum yang lebih tegas juga diperlukan bagi mereka yang masih membuang sampah sembarangan.

Dampak krisis lahan TPA terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar Informasi lebih lanjut tentang definisi sampah dan tantangan pengelolaan sampah dapat menjelaskan dampak TPA terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau hasil proses alam, yang berbentuk padat, sebagaimana dijelaskan dalam dokumen SNI 03-3241-1994. Setiap hari, orang menghasilkan lebih banyak sampah karena konsumsi dan aktivitas manusia meningkat. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah kota di negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk mengelola sampah yang dihasilkannya. Pemanfaatan limbah padat merupakan tantangan bagi pemerintah kota, karena tingginya biaya yang terkait dengan pemeliharaan dan infrastruktur yang diperlukan tidak diketahui, serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai tahapan pengelolaan limbah dan interaksi fungsi sistem.Dalam konteks krisis TPA Sidoarjo tahun 2024, hal ini dapat diartikan bahwa pengelolaan sampah yang tidak optimal dan tidak terkelola dengan baik dapat memperparah masalah krisis TPA dan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar lagi bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, upaya perbaikan pengelolaan sampah dan pengelolaan sampah harus terus dilakukan dengan cara memperbaiki pengelolaan sampah, memperketat kebijakan pengelolaan sampah, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar, mendirikan TPA baru dan mengembangkan pengelolaan sampah. teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan bersama-sama dengan masyarakat, pemerintah dan industri untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.

beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis lahan TPA di Sidoarjo antara lain:

  • Meningkatkan pengelolaan limbah yang lebih baik dengan memperbaiki infrastruktur pengelolaan sampah yang ada, seperti sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang lebih baik.
  • Menetapkan kebijakan yang lebih ketat dalam pengelolaan limbah dengan membuat peraturan yang mewajibkan masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, serta mengenakan sanksi bagi mereka yang melanggar aturan.
  • Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar dengan mengadakan sosialisasi dan kampanye pengelolaan sampah yang lebih baik, serta memberikan pendidikan tentang cara daur ulang dan memilah sampah yang benar.
  • Membangun TPA baru yang lebih baik dan lebih modern dengan memilih lokasi yang tepat, serta membangun infrastruktur dan sistem pengelolaan limbah yang lebih baik dan lebih efektif.

Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan efektif dengan mengembangkan teknologi daur ulang dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk, sehingga dapat mengurangi jumlah limbah yang masuk ke TPA. Selain itu, perlu adanya dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Masyarakat juga perlu memahami bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilakukan dengan cara yang benar agar dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun