TAPERA merupakan suatu kebijakan dari pemerintah untuk memberikan upaya terhadap masyarakat miskin agar memiliki rumah yang layak.
    Pemerintah pada saat itu mulai merencanakan suatu program dalam mengatasi permasalahan ini, yakni TAPERA. Program ini dibentuk secara kompleks untuk menjaring masyarakat miskin yang tidak punya rumah atau rumah yang tidak layak, mendapatkan rumah yang layak huni.
    Dalam penyusunan program ini, pemerintah selaku pembuatnya mengatakan  "bahwasanya program ini agar terlaksana, yakni dengan memotong gaji para pekerja sebanyak 3 persen". Hal inilah yang membuat para buruh pabrik yang berada di sekitar Cimindi mengeluhkan program ini, sebab mereka mengatakan bahwa biaya hidup mereka saja sudah susah dan mereka bergantung pada gaji untuk menyambung hidup, jika program ini terlaksana gaji yang mereka terima setelah dipotong segala macam ditambah dengan program ini gaji yang diterima sangat kecil memberikan dampak pada perekonomian keluarga mereka menjadi tidak stabil.
    Program TAPERA ini memanglah sangat bagus dalam menjaring masyarakat miskin agar mendapatkan rumah yang layak tetapi jangan menjadi boomerang yang dapat merugikan masyarakat miskin, disisi yang lain para pekerja khususnya buruh yang gajinya kecil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan harus terkena imbasnya yang pastinya menggangu pada kestabilan perekonomian keluarganya.
    Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah jangan gegabah dalam merumuskan suatu rancangan program yang memiliki kaitan dengan masyarakat luas. Maka terlebih dulu meninjau aspek perekonomian yang terkena imbas dari program ini, agar supaya program ini tidak menjadi polemik ditengah-tengah masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H