Mohon tunggu...
Alan Tobari
Alan Tobari Mohon Tunggu... -

Saya Mahasiswa FKIP Unram

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda, Harapan Bangsa di Masa Depan

30 Maret 2015   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14276718381335701596

Di zaman yang serba canggih saat ini sangat mudah bagi kita untuk mendapatkan informasi baik melalui media sosial maupun media online berita yang tersebar di internet. Apalagi pemuda atau remaja pada saat ini, kalau mereka tidak memiliki gadget canggih seperti smartphone atau tablet akan terlihat orang yang ketinggalan zaman dan ketinggalan informasi. Dengan karakter nekatnya pemuda, apabila pemuda sudah menyukai sesuatu maka akan maksimal untuk menyukai hal tersebut dan apabila mempunyai tujuan untuk meraihnya segala tantangan dan rintangan mampu mereka hadapi dengan semangat dan tekatnya. Contohnya bila pemuda menyyukai balap motor, maka dia akan menghabiskannya untuk hobi tersebut namun apabila fasilitas di negara kita tidak ada untuk hal itu, apa menurut anda yang akan dilakukan oleh pemuda tersebut? Betul, pemuda ini akan nekat menggunakan jalan raya umum sebagai jalannya untuk mengisi hobi tersebut. Mereka tahu bahwa itu adalah perbuatan yang salah tetapi karena semangat dan tekatnya maka itu bukanlah masalah besar bagi pemuda. Segalanya akan dilakukan demi meraih tujuaanya tanpa pandang bulu bahkan mungkin rela mati??
Di samping hal tersebut diatas pemuda juga membutuhkan arahan dari orang-tua, masyarakat dsb. Apa yang terjadi bila mereka salah menerima saran dari orang lain atau mereka tidak hati2 dalam bergaul? Apalagi zaman sekarang semakin banyak golongan-golongan baru bermunculan seperti ISIS yang baru-baru sedang hangat dan sering dibicarakan di masyarakat maupun di media masa. Maraknya simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang tersebar di Indonesia makin meresahkan. Sebab, anggota yang tergabung dalam ISIS dinilai berbahaya dan mengancam keselamatan manusia. Berbagai kalangan mengecam aksi yang dilakukan kelompok militan ini. Karena mereka tidak pandang bulu jika akan melukai orang yang bertentangan dengan ideologinya.
Seperti yang terjadi di Jambi. Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan itu diduga menjadi simpatisan ISIS karena memiliki atribut-atribut gerakan itu. Selain itu, dia nekat menyandera orangtua dan adiknya. Merasa terancam keselamatannya, orangtua pun melaporkan tindakan itu ke polisi. Akhirnya polisi pun berhasil menangkap remaja tersebut. Seorang siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) Jambi, Novaldi (18) yang terbukti menyimpan bendera dan berbagai atribut ISIS hingga Selasa (24/3) ditahan dan diperiksa tim penyidik Polresta Jambi. Tersangka ditangkap di rumahnya, Kelurahan Sijenjang, Jambi Timur, Kota Jambi, Selasa (24/3).

Warga Sijenjang, Jambi Timur ini secara terang-terangan mengaku menggemar faham ISIS sejak setahun lalu. Bahkan, dirinya memiliki sejumlah koleksi yang terkait dengan ISIS tersebut. Diantaranya, 1 buah Replika AK - 56, 3 buah mahazine replika, 1 bila golok, 4 lembar bendera hitam bertuliskan bahasa arab yang digunakan ISIS. Selain itu, juga ada satu switer loreng dan hitam hitam bertuliskan bahasa arab digunakan ISIS.

Tidak hanya itu saja, dia sempat menyandera orang tua dan adikya. Aksi pengancaman dan penyanderaan yang dilakukan Novaldi terhadap orangtua dan adiknya, dilakukan di dalam Toko Sembako milik keluarga itu yang berada di RT 05 Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Sebelumnya dalam aksi itu pelaku Novaldi yang berada di lantai dua rumah tokonya meminta uang sebesar Rp 300 juta kepada orangtuanya Mulyadi, namun ketika ditanya pelaku langsung mengambil sebilah senjata tajam.
Kemudian menyerang ayahnya dan menyandera adiknya Maulana yang pada saat kejadian berada di dekat pelaku.

Dari cerita pendek di atas kita sudah tahu bukan? Bagaiamana sikap pemuda diatas? Nah sekarang masalahnya siapa yang akan disalahkan? Mari kita sadar akan pentingnya hal ini sebagai warga negara Indonesia. Kita juga tidak bisa menyalahkan orang tuanya bila anaknya berbuat demikian karena orang tua juga tidak mungkin terus memantau kegiatan anak di luar rumah atau lingkungan masyarakat. Nah saat pemuda berada di luar rumah yang menjadi orang tuanya adalah kita sebagai msyarakat yang akan menjadi orang tuanya di lingkungan luar rumah. Menegur bila salah, memberi nasehat, memberikan perhatian, menolongnya bila ada masalah, membimbingnya menuju kebaikan dan sebagaianya.

Masa depan bangsa baik atau tidaknya itu dilihat dari pemudanya, apabila pemudanya baik maka masa depan bangsa ini akan baik. Apabila memang pemerintahan sekarang sedang banyak masalah, kacau, tidak beraturan maka kita serahkan pada mereka. Yang terpenting adalah para pemuda jangan sampai terabaikan begitu saja hanya karena masalah-masalah yang sedang dihadapi. Justru kita selamatkan para pemuda kita nasehati para pemuda kita bimbing para pemuda akan bisa menjadi generasi yang lebih baik dan tidak salah. Sehingga ternaga dan pikirannya di pegrunakan untuk hal yang akan memajukan bangsa di generasi yang akan datang. Berjuanglah para pemuda bangsa, para generasi penerus dan harapan masa depan bangsa.
Demikian semoga ada manfaatnya. Mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun