Siapa yang tak kenal dengan jembatan Suramadu ? hayoo siapa ?? yang belum kenal mending kenalan dulu dech,,hehe. Simak baik-baik yang belum kenal dengan jembatan yang satu ini. Yang sudah kenal justru harus lebih menyimaknya..hehe. Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), pastinya di Indonesia bukan di Arab. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Tahu tidak siapa pencetus konsep jembatan ini ? hayoo siapa ? yupz anda benar.(tanya2 sendiri, jawab2 sendiri :D ) Pencetus konsep jembatan suramadu ini adalah Raden Panji Moh Noer yang pada waktu itu beliau menjabat sebagai patih (nama beken pada waktu itu yang setara dengan wakil bupati saat ini) di Bangkalan pada tahun 1950. Singkat cerita jembatan ini baru terealisasikan pada masa jabatan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden SBY pada 10 Juni 2009.
Kurang lebih sudah 3 tahun jembatan ini berdiri kokoh di atas selat Madura. Keindahan yang memiliki arti seni tersendiri jika Anda melewati jembatan yang satu ini, apalagi ketika malam hari dimana lampu - lampu bernuansa pelangi menghiasinya. Sayang, kesadaran para pengendara akan kebersihan yang akan melewati jembatan Suramadu tidak terjaga. Ketika pengendara akan melewati jembatan Suramadu, mereka membayar tiket tol sebesar Rp 3000 bagi pengendara roda dua (sepeda motor) dan Rp 30.000 bagi pengendara roda 4/lebih (mobil dan sejenisnya). Setelah membayar tiket tol, mereka mendapatkan secarik kertas kecil yang mungkin bisa disebut juga bon print (terserah dech mau menyebutnya apa :D). Apa yang terjadi setelah mereka mendapatkan bon print tersebut ? apa yang mereka lakukan dengan bon print tersebut ? wuuueeeerr wuuuussss wuuusss dengan diterpa angin, mereka membuang bon print itu di loket pembayaran tol. Wajah tanpa dosa seolah selalu menyertai mereka. Alhasil loket pun kotor dengan sampah bon print yang di buang oleh pengendara yang melewati jembatan Suramadu. Padahal hanya sebuah kertas dengan ukuran tak lebih dari 2x3 cm itu masih bisa di buang pada tempat sampah atau jika tidak sempat membuangnya bisa diletakkan pada kantong saku pengendara kemudian membuangnya ketika sudah sampai pada tempat tujuan pengendara, namun sepertinya sulit sekali melakukannya. Mungkin sebagian orang menyepelekan hal ini. Halah hanya kertas kecil, halah hanya sedikit, dan halah yang lain :D Tetapi seperti halnya sebuah peribahasa klasik "sedikit - sedikit lama - lama menjadi bukit" bisa saja nantinya menjadi bukit bon print :D Ada yang berkata kepada saya bahwa dengan membuang sampah bon print it akan membuka lapangan kerja baru, saya beri istilah "penyapu Suramadu". Ya, itu benar karena setiap yang ada di dunia ini memiliki nilai positif dan negatif. Tetapi, apakah ini karakter bangsa Indonesia dengan membuang sampah sembarangan.
Ironisnya, ada sebuah jargon bahwa KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN, lantas mengapa masih ada yang membuang sampah sembarangan dan tidak menjaga lingkungan agar tetap bersih ? Menjaga lingkungan tetap bersih itu bukan hanya dilakukan di lingkungan kita tinggal saja misal di rumah sendiri atau di kampung kita tinggal, tetapi dimana pun kita berada. Jargon itu mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, jadi ketika kita membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan lingkungan tidak bersih maka secara tidak langsung bukankah sebagian iman kita telah hilang. Walau pun maknanya tidak sesempit ini tetapi menjaga kebersihan merupakan tanggung jawab bersama. Membuang bon print sembarangan di Jembatan Suramadu ini mungkin hanya sebagian contoh kecil dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Masih banyak di luar sana (dimana ? ya dimana-mana, di luar angkasa juga ada kalee :D) perilaku manusia yang tak bertanggung jawab atas lingkungannya.Pesan dari saya tetaplah jaga kebersihan dimana pun kita berada. Salam Kebersihan :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H