Mohon tunggu...
Alan Malingi Malingi
Alan Malingi Malingi Mohon Tunggu... -

PNS, Penulis, Blogger, Pewarta Kampung Media Sarangge dan Pemerhati Budaya. Salah Satu Novel dengan Judul Nika Baronta meraih International Ubud Writers And Readers Festival 2011.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menikmati Timbu di Pasar Dompu

5 Desember 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:18 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386202973720262985

Menikmati senja di Kabupaten Dompu-NTB belumlah sempurna jika tidak berkunjung ke pusat kota Dompu atau di pasarnya. Pasalnya ada suguhan penggugah selera yang tersaji di pinggir-pinggir jalan utama kota kecil itu. Timbu (lemang) dan Dahi Bongi( Tape Ketan) menu khas yang disajikan hingga malam hari. Makan Timbu yang diolesi Dahi Bongi rasanya maknyos, gurih dan lezat. Apalagi jika ditemani the hangat. Lengpalah menu kudapan sore kita. Harga Timbu berkisar antara Rp.10.000 hingga Rp.15.000,- per potong tergantung besar kecilnya. Sedangkan Tape ketan sebesar Rp.5.000.

Timbu atau Lemang juga merupakan makanan khas dari Bima-Dompu.Pada masa lalu, pembuat Timbu tersebar hampir di seluruh wilayah Bima-Dompu. Wilayah Sila merupakan sentra pembuatan Timbu. Sedangkan di Dompu, hampir merata ke sejumlah wilayah. Namun saat ini, pembuat Timbu semakin berkurang. Yang masih tetap eksis adalah para pembuat Timbu di Dompu. Jika berkunjung ke Dompu anda akan menjumpai para penjual Timbu dan Tape Ketan di pasar Dompu pada sore hingga malam hari.

Pengananan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Timbu lebih nikmat disantap hangat-hangat. Cara mengonsumsi Timbu memang berbeda-beda dari daerah ke daerah. Khusus di Bima-Dompu, Timbu lebih nikmat disantap dengan Mina Sarua atau tape ketan. Di Sila, Timbu disantap dengan Mina Sarua sedangkan di Dompu disuguhkan dengan Tape Ketan.

Diperlukan  waktu sekitar dua sampai dua setengah jam untuk memasak beras ketan dalam bambu itu dengan api yang sedang,  sebelum dibakar dengan  tungku khusus yang terbuat dari besi atau  kayu yang keras. Pertama –pertama  menyediakan beras ketan yang sudah direndam selam lima sampai enam jam dengan menggunakan air bersih, setelah beras direndam, kemudian dikeringkan hingga airnya terkuras habis. Setelah itu, beras yang sudah kering tersebut siap dimasukkan kedalam potongan bambu. Sebelum beras dimasukkan kedalam bambu, harus dipastikan bambu   sudah tercuci bersih dengan air bersih. Barulah beras dimasukkan kedalam bambu tua yang berukuran sedang.

Sebelum memasukkan beras, bambu tersebut dilapisi dengan daun pisang muda yang sudah bersih. Proses  terakhir adalah dengan memasukkan santan dengan campuran garam secukupnya. Proses memasak Timbu tersebut dilakukan dengan lebih dahulu menyiapkan tungku yang berbentuk panjang segi empat dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Memasak Timbu  tidak seperti membakar ubi kedalam bara api yang sedang berkobar. Cukup dengan menyangai dengan api yang sedang.  selama pembakaran diperlukan beberapa tahap untuk mengalih atau memutar bambu  tersebut dengan tujuan supaya beras  ketan masak dengan sempurna dengan waktu lebih kurang dua jam.(*alan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun