Salah seorang kompasianer pendatang baru langsung menggebrak jagad maya. Sebuah tulisan perdananya di-share oleh lebih dari 2,000 pengguna Facebook. Apalagi kalau bukan karena judulnya yang sangat bombastis "70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Sudah Tidak Perawan"
Sebagai generasi masa kini yang hidup sebagai mahasiswa di beberapa tahun terakhir, saya ingin menanggapinya seobjektif yang saya bisa.
Tulisan Kompasianer Dharma Putra ini terkesan ingin menjatuhkan nama UIN Sunan Kalijaga. Berkali-kali nama universitas ini disebut dan hanya menyerang pada satu kampus. Meski begitu, saya berasumsi bahwa mungkin yang kebetulan dia tau adalah satu kampus tersebut.
Selain itu, penyebutan kata fakultas dakwah, ushuludin, adab, berkerudung adalah suatu pesan jelas bahwa ada motif tersembunyi untuk menjelekkan islam. Walaupun hal ini juga bisa dimaklumi, karena kenyataanya mungkin memang seperti itu.
Mungkin itulah kesan saat saya membaca tulisan yang sudah dibaca lebih dari 25,000 orang tersebut. Namun menjadi menarik jika harus menanggapi benar tidaknya klaim 70% Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Sudah Tidak Perawan. Berhubung saya tidak ingin mengulangi 2 point cacat seperti yang dituliskan Dharma Putra, maka saya akan membahas kampus secara keseluruhan. Tidak harus yang berlogo islami, swasta, negeri dan semua institusi perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Pertama kita harus sepakat soal kata perawan. Apakah perempuan yang pernah berciuman, saling remas dan sebagainya akan disebut tidak perawan? Atau hanya perempuan yang sudah ML saja yang bisa disebut tidak perawan? Untuk memudahkan dan menyamakan pemahaman kita, maka tentu perlu dibedakan 2 kategori tidak perawan tersebut.
1. Tidak perawan karena berciuman, dll
2. Tidak perawan karena ML
Kategori 1
Jika perempuan yang sudah berciuman, berpelukan dan sebagainya namun tidak sampai melakukan aktifitas seks yang berpotensi hamil mau disebut tidak perawan, sepertinya klaim 70% tersebut adalah angka yang tak berlebihan.
Kita lihat saja berapa persentase mahasiwa/i yang berpacaran? Sepertinya lebih dari 80%. Ketika seseorang memiliki pacar, maka potensi untuk berpelukan dan mencoba hal-hal yang dapat merangsang dirinya menjadi sangat besar dibanding mereka yang jomblo. Buruknya, hasrat tersebut tidak hanya dirasakan oleh lelaki, tapi juga perempuan.