Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana dalam Tanda Tanya

4 Juni 2014   17:27 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos



Ada kegalauan sebenarnya Kompasiana ini apa? Pada Tulisan Kang Pepih tentang hanya good jurnalism yang akan bertahan, saya membaca ada beberapa keluhan. Memang saat pilpres seperti sekarang, orang-orang haus berita, dan Kompasiana lumayan sering dijadikan sumber diskusi di media sosial semacam FB dan twitter. Jumlah share dan viewer di Kompasiana bahkan ada yang melampaui media arus utama.

Menjelang pilpres 9 Juli mendatang, ada banyak tulisan pro kontra terkait dua calon presiden. Kang Pepih menuliskan bahwa ada banyak surat masuk pada admin. Berikut saya kutipkan:

Ada banyak surat yang masuk ke admin Kompasiana mempertanyakan mengenai tulisan A atau tulisan B dipertahankan, mengapa harus dijadikan headline, mengapa penulis C atau Penulis D dibiarkan "hidup" di Kompasiana padahal isi tulisan menjelek-jelekkan salah satu pihak. Banyak alasan, banyak orang berkepentingan agar satu tulisan dihapus atau satu akun dihilangkan. Kompasiana menjadi sasaran kemarahan dan bahkan kebencian!

Yang membuat saya bingung adalah pertanyaan "apakah tudingan tersebut juga dialamatkan pada Facebook dan Twitter?" Sejenak saya membaca ulang dari awal tulisan Kang Pepih. Merasa ada yang salah karena beberapa hari sebelumnya saya juga sempat membaca tulisan "mengapa Iskandar Zulkarnaen akan dikirim ke Brazil". Di sana ada semacam misi untuk menunjukkan bahwa Kompasiana layak diperhitungkan untuk menjadi rujukan.

Di luar tulisan Kang Pepih, ada beberapa komentar Isjet dan beberapa Kompasianer menyatakan bahwa media arus utama masih malu-malu kucing untuk menyebutkan sumbernya berasal dari Kompasiana.

Dari sinilah Kompasiana menjadi unik yang menurut saya tetaplah sosial media, tapi sering menjadi rujukan yang bahkan beberapa tulisan kompasianer dikutip oleh media arus utama. Nah, persoalanya adalah seberapa dipercayakah Kompasiana untuk dijadikan rujukan?

Kompasiana vs Sosial media

Di media sosial semacam FB, Twitter dan Kaskus, tidak ada larangan untuk copy-paste. Semua user diperbolehkan menuliskan (hampir) apa saja yang ingin mereka bagikan. Tak jarang konten porno bisa bertahan di FB dan Twitter. Sementara di Kaskus, tulisan konspirasi, imajinatif dan ala film barat banyak bertebaran. Saya sempat juga membaca di thread kaskus tentang keluhan bahwa admin Kompasiana Jokowi Lover dan beberapa kali menghapus tulisanya, sehingga dia menuliskan di kaskus. Isinya memang fitnah tak jelas bak cerpen fiksi, maka wajar saja kalau dihapus.

Tapi di kaskus, admin seolah tak punya alasan untuk menghapus konten propaganda seperti itu. Ini tentu terbalik dengan Kompasiana, setiap tulisan tidak boleh copy-paste kecuali dari blog sendiri, bahkan dalam satu artikel tak boleh terlalu banyak kutipan. Inilah yang menjadikan Kompasiana lebih bisa dipercaya dibanding kaskus, karena tak semua tulisan yang tak terjangkau nalar ala fans PKS -bernada kafir kafirun dan zionis- tidak bisa begitu saja tayang di K. Dan lagi ada juga tentang tulisan porno yang dibredel oleh admin.

Dari sinilah saya sedikit bingung ketika Kang Pepih seolah menyamakan K dengan FB atau Twitter? Jelas aturan di Kompasiana sangat ketat dan tidak sebebas sosial media. Ini menarik, karena jika K ingin tetap menjadi rujukan, aturan-aturan seperti itu harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Ataukah Kompasiana mau sejajar dengan Kaskus atau sosial media biasa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun