Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Belajarlah Jadi Presiden!

17 Oktober 2014   13:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:41 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada masa-masa kampanye lalu pasti kita sering melihat foto Pak Jokowi sedang cium tangan ke Ibu Megawati. Atau ada juga Pak Jokowi sedang membungkuk kepada orang-orang yang lebih tua, kadang juga yang usianya ga terlalu beda jauh. Sikap seperti ini dianggap (oleh pendukung prabowo) adalah hal yang sangat memalukan. Bagaimana jadinya jika kita punya presiden yang masih cium tangan ke Ibu Megawati? Atau membungkuk dengan sangat sopan kepada tamu-tamu luar negeri?

Lucunya, saya dan mungkin sebagian besar orang jawa biasanya akan bersikap seperti itu juga. Jangankan dengan orang yang sudah kita kenal lama dan sudah seperti keluarga (bak Jokowi-Mega), bertemu dengan orang baru saja seperti ayah atau pamanya teman, tentu tidak enak rasanya kalau tidak bersalaman sambil membungkukkan badan.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah setelah menjadi presiden, adat seperti itu kemudian secara otomatis tidak perlu dilakukan lagi? Karena merasa dirinya sudah menjadi penguasa negara berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa?

Entah apakah contoh ini terkesan lebay, tapi mari saya coba tuliskan. Seorang anak bisa lebih pintar, kaya, berpendidikan tinggi, dan melebihi kapasitas orang tuannya. Namun pada akhirnya si anak tetap harus hormat pada orang tuanya. Seorang murid, sepandai apapun nanti dan bisa mengalahkan gurunya yang dari dulu tetap saja jadi guru SD, kalau bertemu harus menghormatinya kan? Apa iya kita akan bersalaman layaknya teman? Seorang istri, setinggi apapun jabatan dan pendapatanya, tetaplah harus hormat dan mencium tangan suaminya bukan? Setidaknya itu yang saya ketahui terkait adab sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan yang telah memberikan jasa dalam hidup.

Pada masa-masa kampanye, serangan pembentukan opini semacam itu dilancarkan secara sistematis, terstruktur dan massif untuk menurunkan elektabilitas seorang Jokowi. Kemudian saya sempat juga berpikir "bagaimana kalau nantinya Jokowi tetap membungkuk hormat pada orang-orang yang dirasa jauh lebih tua? Masih sungkem sama Ibunya, masih mencium tangan Ibu Megawati dan tetap menjabat tangan dengan setengah membungkuk kepada rekan politiknya yang lebih tua. Apakah ini kesalahan? Karena jelas membungkuk hormat ini adalah naluri, saya merasa (ketika saya bertemu dengan yang lebih tua) ada yang salah kalau tidak melakukanya.

Lihat saja saat Jokowi menyambut rombongan MPR, beliau sempat beberapa kali tetap menjabat tangan sebagian tamu dehgan cara setengah membungkuk dan kemudian cipika-cipiki penuh hormat.

Atau kemarin saat beliau pamitan sebagai gubernur DKI. Dalam pidato sambutanya dia sempat mengomentari Ahok yang dikenalnya selalu 'tajam' dan mengena. "Pak Ahok emang gitu, blak-blakan orangnya. Tapi kalian perlu tau, hatinya itu lembut" sontak penonton yang hadir tertawa.

"Loh ini beneran. Coba kalian nangis-nangis ke dia, dijamin pulangnya dikasi sangu" tawa hadirin tak kalah kuat dari sebelumnya. Ahok yang berdiri di sebelahnya hanya senyum-senyum sendiri melihat Jokowi berkelakar memuji dirinya.

Karena sudah terlanjur berada di atas panggung, Jokowi mempersilahkan Ahok untuk menyampaikan sambutan atau apa saja lah yang ingin disampaikan. Cuma Ahok terlihat malu-malu dan sempat menolak. Namun kemudian dia akhirnya mau.

Yang menarik adalah saat Ahok akan menggunakan mic. Sebelumnya dia sudah memegang mic, namun Jokowi menyuruhnya agar menggunakan mic berdiri dengan tiangnya. Sempat Ahok mau, tapi kemudian beranjak agak menepi dan tetap mau menggunakan mic yang ada di tanganya. Tapi karena arahan seseorang (penata panggung mungkin) Ahok akhirnya menggunakan mic berdiri yang sebelumnya digunakan Jokowi. Lucunya Ahok masih memegang mic di tanganya. Jokowi sudah mengulurkan tanganya berkali-kali meminta mic yang ada di tangan Ahok supaya ga ribet (mungkin). Namun Ahok ga mau menyerahkanya. Lucu. Sebelumnya memegang dengan tangan kanan, karena Jokowi berada di sebelah kananya dan mencoba mengambil mic, Ahok memindahkanya ke tangan kiri. Barulah kemudian ada kru yang datang menghampiri Ahok dan meminta mic. Ahok pun sedikit bergerak ke belakang dan menyerahkanya. Jokowi yang melihat tingkah Ahok hanya senyum-senyum sendiri.

Mungkin Ahok bilang dalam hatinya "wah jangan deh, lu sekarang prediden Pak. Gue kan sekarang rakyat lue hehe"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun