[caption id="" align="aligncenter" width="476" caption="Ismi Riza, sumber: kapanlagi.com"][/caption] Pagelaran ajang pencarian bakat X Factor Indonesia 2015 baru saja digelar. Dari sekian ribu peserta, beberapa diantaranya sudah bisa kita lihat di youtube jika tidak sempat menonton langsung di televisi. Tanpa mengurangi rasa hormat pada kontestan lain, menyepelekan atau sebagainya, tapi dari kacamata analisa, belajar dari pengalaman X Factor sebelumnya yang dimenangkan oleh cewek SMA berkerudung yang menggebrak dengan lagu Grenade nya Bruno Mars saat audisi, Fatin Shidiqia Lubis, rasanya tidak sulit untuk menemukan kandidat terkuat juara selanjutnya. Pada X Factor sebelumnya, semua orang tidak bisa meragukan kualitas dan tekhnik vokal Novita yang menjadi runner up. Penguasaan panggung dan style nya bak langit dan bumi jika dibandingkan Fatin yang saat awal-awal audisi masih sangat kaku dan belum bisa bergerak. Bahkan saat menjelang akhir pun gaya Fatin bernyanyi masih sangat-sangat kaku, ditambah dengan sering lupa lirik. Namun mengapa Fatin lah yang keluar sebagai pemenang? Mari kita bahas faktor-faktornya yang akan saya cocokkan dengan potensi yang dimiliki Ismi Riza. 1. Karakter Dari karakter vokal, suara Fatin adalah suara yang tidak bisa didapat dari proses latihan atau les. Suaranya benar-benar anugerah yang memang langsung jadi, sepaket dengan penciptaannya. Hal tersebut pernah dikonfirmasi langsung oleh Fatin saat ditanya pernah latihan vokal apa tidak? Tanpa melihat Fatin secara visual, orang sudah bisa tau kalau itu suaranya dia. Sebagus-bagusnya kualitas dan tekhnik vokal Novita atau Alex Rudiart tidak akan bisa menjangkau nilai karakter kuat yang dimiliki Fatin. Dalam hal karakter ini kita juga bisa melihat ada di diri Ismi Riza. Meskipun baru satu lagu yang dia nyanyikan (Almost is never enough milik Ariana Grande) dan perjalanan masih sangat-sangat panjang, tapi dari segi karakter, Ismi Riza punya karakter kuat. Jernih. Mungkin benar kata teman, sepintas mirip Anggun. Meski Anggun memiliki suara yang jauh lebih dalam. Entah kalau Ismi menyanyikan lagu lain dari genre berbeda, mungkin kita akan bisa lebih jelas melihat karakter vokalnya. 2. Sex Sells Penampilan. Tidak harus cantik atau ganteng, asalkan menarik dan tidak jelek. Kita tau Alex Rudiart sangat luar biasa dari segi vokal, namun dia harus bersedia mengakui bahwa publik lebih memihak Mika Angelo yang penampilannya secara fisik lebih menjual, lebih muda dan digemari remaja perempuan sampai ibu-ibu arisan. Begitu juga jika kita melihat Fatin vs Novita. Dari kacamata lelaki, keduanya belum bisa dikatakan cantik. Standar, tidak jelek. Hanya saja Fatin lebih unggul karena masih unyu-unyu dan potensi diterima publik dan fanatismenya jauh lebih besar ketimbang Novita yang fansnya mayoritas sejalan dengan umurnya. Lihatlah Fatin yang baru 3 minggu merilis album perdananya langsung menembus 7 platinum. Sebuah prestasi luar biasa yang sulit bisa dilakukan oleh penyanyi Indonesia di tengah-tengah kecanggihan tekhnologi seperti sekarang. Andai yang keluar sebagai pemenang adalah Novita, rasanya mustahil akan memiliki fans fanatik seperti Fatinisic yang mayoritas seumuran dengan Fatin. Faktor bahwa remaja seumuran mereka atau maksimal sedang di bangku kuliah, memang masih masanya untuk menyambut antusias sesuatu yang dikaguminya. Bandingkan dengan orang-orang seumuran Novita, sekalipun ngefans, belum tentu mau mengapresiasi dengan membeli albumnya. Mereka sudah eman dengan duit, dan kalaupun ada yang kelebihan duit, jumlahnya tak seberapa. Dari sekian banyak video yang saya lihat, Ismi Riza adalah kontestan yang menurut saya memiliki sex sells paling mahal sejauh ini. Muda, berpotensi memiliki fans sefanatik Fatinistic dan karirnya masih sangat panjang. Cantik, Ismi Riza jauh lebih cantik dan menarik dibanding Fatin. Dengan penampilannya tanpa kerudung, bisa menjadi kelemahan sekaligus kelebihan tersendiri. Faktor sex sells ini sangat berpengaruh dalam menentukan juara ajang pencarian bakat. Kenapa? Mari kita lihat ajang pencarian bakat lain, lalu perhatikanlah pemenang yang tidak memiliki sex sells, (misal gemuk, jelek, tidak muda lagi) semua mereka hanya tercatat dalam sejarah pemenang namun tidak memiliki karir yang baik. Sony Music dan pihak penyelenggara pasti sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Mereka pasti akan mengikuti kehendak pasar untuk mendapatkan keuntungan dari pagelaran panjang yang mereka selenggarakan. 3. First Impression Mungkin inilah satu-satunya faktor yang tidak dimiliki Ismi Riza, adalah kesan wah dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kita tau Fatin yang datang tanpa dandan dan masih kumel dengan seragam SMA, berkerudung, sempat digoda para juri, berhasil menggebrak panggung X Factor dengan suara yang di luar prediksi. Berbeda dengan Ismi yang saat tampil pertama memang sudah dandan dan cantik. Suaranya yang berkarakter tak menemukan kebetulan lain seperti faktor yang dimiliki Fatin pada waktu itu. Jika Fatin berhasil meraup jutaan viewer pada audisi, Ismi tidak. First impression ini sangat penting untuk menarik fans tetap yang jatuh cinta pada pandangan pertama dan akan membuat seseorang mau mengikuti jejaknya. Contoh lain yang berhasil mendapatkan first impression dan kemudian juara di ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia adalah Indah Nevertari. Berkerudung dan membawakan lagu rap Gangsta. Nevertari mampu menggaet jutaan viewer dan sempat menjadi trending topic di twitterland. Menjadi menarik karena dalam X Factor Indonesia 2015 kali ini ada salah satu kontestan yang berhasil mencuri perhatian publik. Namanya Boby Merliandika. Sempat sangat diragukan oleh para juri, Boby tampil memukau setelah menyanyikan lagu milik raja dangdut Rhoma Irama mirasantika yang diubah sendiri menjadi jaz. Penampilan Boby benar-benar membuat bingung para juri. Sejak awal, dari segi fisik memang kontestan ini kurang menarik. Pertanyaan mengapa ikut X Factor dijawabnya dengan enteng "karena ayah bilang suara saya bagus." Ahmad Dhani dan Bebi dari penilaian saya seperti meragukan. Bedanya, Dhani melontarkan pertanyaan yang cukup serius "ini ayah kamu orangnya serius apa sering bercanda? Antara ibu dan ayah, mana yang lebih serius?" Fisik kurang menarik dan sempat 'dikerjai' mungkin menjadi faktor tersendiri yang membuat publik tertarik untuk melihatnya. Ditambah dengan keunikan di luar kebiasaan yang mengubah dangdut menjadi jaz tentu sebuah nilai plus tersendiri. Inilah yang kemudian membuat Boby berhasil mendapat viewer jutaan, jauh meninggalkan kontestan yang lain. Dari 3 faktor ini Boby hanya tidak memiliki sex sells dan sedikit lemah di karakter. Sementara Ismi tidak memiliki first impression namun kuat di karakter vokal. Jika dikemas dengan baik, mungkin Boby akan menjadi pesaing terkuat. Meski jika melihat sejarah industri musik dan dunia hiburan di Indonesia, sepertinya sex sells is almost everything. Seolah tidak penting suara kurang bagus atau bahkan jelek, karena pada rekaman nanti masih bisa diolah dengan tekhnologi canggih. Dan dari sini Ismi sepertinya lebih mudah ditrerima pasar, apalagi suaranya memang bagus dan berkarakter. Terlepas ajang pencarian bakat ini masih menggunakan sistem voting SMS, tetap saja Sony Music akan berhitung soal 3 faktor penting tersebut dan menjadikan faktor SMS sebagai nomer sekian. Toh kitapun tidak bisa melacak secara terbuka voting SMS yang masuk. Bukankah terlalu mudah bagi pihak penyelenggara untuk mengacak angkanya sesuka hati? Bahkan sekalipun benar-benar dibuat terbuka, saya rasa Sony Music juga akan melakukan sesuatu agar yang keluar sebagai pemenang adalah seseorang yang paling bisa diterima pasar. Oke segitu dulu prediksinya. Jika tidak ada perubahan atau gebrakan dari kontestan lain, saya yakin 90% Ismi Riza yang akan keluar sebagai pemenang X Factor Indonesia 2015. NB: tulisan ini sifatnya analisa dan prediksi, jadi tidak untuk disalah-salahkan. Karena memang tidak ada prediksi yang 100% benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H