Jarum jam sedang menuju angka dua belas. Sebentar lagi adzan duhur. Ulhiza mematung di depan lemari pendingin yang terbuka sempurna. Matanya mondar mandir memilih sesuatu yang sangat diinginkannya. Cokelat, es krim, roti bolu dan sepotong melon siap santap dikeluarkannya. Dibawanya satu-satu. Diletakkan di atas meja makan.
"Laper Kak?"
"Sahur Ma"
"Kok nggak makan nasi?"
Senyumnya menyeringai sedikit licik.
**
Matahari segera tenggelam. Langit yang biru itu segera pulang. Loudspeaker masjid di sekeliling kampung saling bersahutan dengan suara ceramah dan tanya jawab pada ustad.
"Allahuakbar Allahuakbar..."
Ulhiza tersenyum tanpa mau menyentuh minuman dan makanan, hanya menatap Papa dan Mamanya yang kompak meminum sirup mangga.
"Kok nggak minum Kak?"
"Masih kuat Ma. Aku minumnya ntar aja. Biar pahalanya banyak"