"Kalo Alan ini udah ga diragukan lagi, sekali menulis status, perempuan mana yang ga meleleh?" Sontak kelakar ini membuat saya seolah terbang tak menginjak bumi. Hehe
Satu kenyataan yang baru saya sadari adalah kalau mau diperhatikan, memang lebih banyak akun perempuan yang menanggapi status dan foto saya. Apalagi foto-foto yang kemudian saya beri quote, jarang ada teman lelaki ikutan berkomentar. Hanya sesekali, biasanya kalau topiknya tentang politik atau kabar dalam negeri. Sesuatu yang sebenarnya saya anggap biasa, namun ternyata mereka memperhatikan lebih detail dari saya sang pemilik akun.
Boy masih coba melancarkan sindiran lainya, toh selama ini saya 'terlihat' sama saja dengan para kebanyakan jomblo yang asik sendiri. Dan jawaban pamungkasnyapun akhirnya keluar juga. Katakanlah Anggie, tunangan teman saya ini kemudian bercerita kalau pernah ada temanya yang sering curhat soal saya, tapi menurut ceritanya saya cuma bisa diajak berteman. Ga bisa untuk terikat dan jawabanya selalu "pokoknya ga bisa". Tidak sampai pada tahap mau menjawab pertanyaan ga penting seperti "lagi apa?" Atau "lagi di mana?".
Oke, sebelum cerita ini semakin seru dan panjang maka harus saya simpulkan. Meskipun kita jomblo, itu akan menjadi ga penting bagi mereka karena kita terlihat baik-baik saja dengan kesendirian ini. Apa yang dikatakan Anggie mungkin hanyalah kebetulan, ga semua moment kita akan dapat pembelaan semacam itu. Karena perempuan yang naksir ga curhat dengan teman kita, atau malah mungkin memang ga ada perempuan galau gara-gara terperangkap oleh jaring tebar pesona yang kita pasang?
Tapi oke, mungkin ini bermanfaat bagi para jomblo (yang menurut Mbak Ellen dengan bahasa kerenya disebut Single fighter) agar tak menjadi target candaan. Dan saya fikir semua orang bisa melakukanya, terserah seberapa ga menariknya dirimu, yang diperlukan cuma sedikit Pede dan pura-pura tegar. Segalau apapun jangan sampai curhat di Facebook atau media sosial lainya seperti Whatsapp dan BBM. Ya kalau masih sering nulis tentang suasana hati, maka teman-teman di sekelilingmu akan tetap mencandai dengan gojlokan dan sindiran status kejombloanmu. Itulah cara teman-teman di usia remaja untuk mengingatkan dan memotivasi sesama temanya, karena ga mungkin mereka bisa duduk serius membahas strategi menaklukkan perempuan idaman kita. Paling banter hanya sekedar mendengar dan menerima cuhat, yang solusinya tetap ada pada diri kita masing-masing.
Dan kalau sudah berhasil melakukan hal sederhana tadi, maka belajarlah menjadi lelaki yang terlalu seksi untuk ditolak perempuan. Merdekaa!!! Eh udah kayak kampanye aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H