Malam minggu selalu identik dengan malam kencan bagi yang punya pasangan, dan malam nongkrong bagi yang jomblo. Melepas penat dari rutinitas harian, menyegarkan diri dengan menikmati ujung minggu.
Ada kejadian dan obrolan menarik yang sepertinya sayang untuk ga saya ceritakan di sini. Saya dan beberapa teman bertemu di sebuah taman kota untuk sekedar duduk lesehan minum kopi dan main kartu. Membicarakan banyak hal layaknya bertemu teman yang cukup jarang punya waktu senggang sama dan sepakat untuk ketemuan.
Kami berenam. Empat lelaki dan dua perempuan. Dua pasangan kekasih sementara saya dan Boy datang sendiri. Setelah saling bersalaman dan sedikit hahahihi gembira bisa bertemu, obrolanpun mengalir sampai akhirnya bermuara di suatu bahasan yang menurut saya unik.
Kami sempat beberapa kali bertemu tahun lalu, dan ternyata sampai sekarang pun obrolan paling membuat dua pasangan ini berbinar dan semangat ternyata masih sama. Menggoda Boy yang tak kunjung mendapat pasangan.
"Udah lah, kamu itu cuma bisa masang PP cewek yang kamu sendiri ga tau itu foto siapa" celetuk teman saya saat Boy melakukan pembelaan.
Boy senyam senyum saja dengan candaan mereka yang memang sepertinya ga akan selesai sebelum dirinya benar-benar mendapat pasangan. Mungkin aneh juga ya kenapa Boy sering jadi sasaran tembak? Saya fikir karena teori what you give, you get back. Boy cukup usil dan sering menggoda teman-temanya, termasuk saya sendiri.
Namun karena saya pribadi yang unpredictable dan susah untuk diserang-serang sampai terpojokkan, jadilah dia juga tak begitu bisa membuat saya kehabisan kata-kata setelah melancarkan ledekanya.
Sedikit cerita, Boy sempat naksir salah seorang teman akrab saya. Namun mereka ga bisa bersama, that was another long story. Intinya dari dulu Boy ini belum pernah berhasil mengajak teman perempuan untuk nongkrong bareng dengan teman-teman karibnya. Di Facebooknya, tak pernah nampak ada foto dia dengan perempuan, atau kalau karena alasan privasi, saat ditantang untuk menunjukkan pada kami saat ketemu juga dia ga bisa. Maka wajar saja kalau dia sering digodai belum mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai lelaki. Hal yang sebenarnya juga saya lakukan.
Di facebook, saya tak pernah mengunggah foto sedang berpose narsis dengan teman perempuan, seperti yang kebanyakan orang lakukan. Alasanya jelas, saya merasa ga etis untuk melakukan itu. Tapi kalau ditanya apakah pernah foto berdua dengan perempuan? Jawabanya ya sama, ga ada buktinya. Meski seingat saya pernah beberapa kali yang filenya terhapus karena HP rusak.
Yang menarik adalah, mereka ini ga pernah menggonjlok saya seperti yang dilakukan pada Boy. Padahal secara kasat mata saya sebenarnya saya sama saja dengan Boy. Namun untungnya karena selama ini berada jauh dari mereka, jadi kalaupun saya jawab "My dear ada di sana (Malaysia)" mereka percaya saja.
Nah ini point pentingnya. Ketika Boy balik mengalihkan ke saya, karena dia menilai saya sama saja kayak dirinya. Ga bisa membuktikan! Haha saya tersenyum memikirkan jawaban elegan sementara teman yang lain tertawa. Dan ini pembelaan teman saya, oke sekali lagi ini bukan saya yang bilang.