Mendengar itu, bapak tadi meninggikan suaranya " saya?....polisi!!" Jawabnya tegas. Semua terdiam dan tanpa fikir panjang copet yang berada di belakang saya langsung mengembalikan uang yang mereka ambil. Salah seorang copet yang saya fikir mungkin ketuanya langsung memberi sinyal maaf dengan posisi tangan seperti sedang menyetop. Dan mereka semua langsung keluar dari bis.
Setelah itu saya ngobrol dengan bapak polisi yang ga mengenakan seragam itu. Rupanya bis dari atau ke arah jember di atas jam 12 malam memang biasa dibajak. Saat saya tanya kenapa ga menyuruh mengembalikan semua yang mereka copet, beliau bilang itu 'etika' menjaga diri dalam radius sekian. Dan ga mungkin beliau menjadi pahlawan dan menyuruh mereka mengembalikan semua hasil jarahanya.
"apa mereka punya back up? (Kongkalikong dengan aparat setempat)" tanya saya setelahnya.
"oh ga ada, cuma kelompok itu termasuk 'sulit' dibubarkan. Ya hidup ini kalo semuanya baik, kan ga seru juga?" Mendengar jawaban itu, saya tersenyum membenarkan.
Namun yang unik adalah saat saya bertanya apakah pencopet tadi bawa senjata? Beliau jawab "nggak lah, mereka itu cuma mencopet, bukan perampok. Jadikan pembelajaran aja, setiap bis malam dari dan ke arah jember biasanya dibajak pencopet"
Saya baru tau soal ini, tapi gimana caranya biar ga dicopet? Ya jangan tidur dan diam di tempat. Karena pencopet itu hanya mengincar yang tertidur. Yang mengherankan adalah kenapa sopir dan kenek bis membiarkan mereka masuk? Jawabnya adalah karena kalau nggak, kelompok copet tadi akan mengingat nama bis dan melempari semua bis yang seperusahaan dengan mereka. Parah.
Karena saat itu saya mencoba memfoto kenek dan bapak polisi yang melindungi saya, beliau melarang agar ga melanjutkanya. Cukup jadikan pelajaran bersama, begitu pesanya. Jadi bagi yang berencana melalukan perjalanan malam dengan bis, usahakan sangat berwaspada dan ga tidur. Mungkin saat ini saya hanya tau Jember, karena menurut pengalaman, bis arah Jogja, Semarang, Kediri, Lumajang dan Madura sepengetahuan saya aman-aman saja. Tapi ga ada salahnya waspada, teringat kata bang napi "kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan"
Berhubung cerita 'trial' nya sudah saya post di FB dan rupanya ada haters yang ga percaya karena ceritanya seperti novel fiksi katanya, maka akan saya tutup dengan ini: saya ga pernah memaksa orang untuk mempercayai setiap tulisan, niat dari setiap tulisan adalah untuk berbagi dan semoga bermanfaat bagi yang membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H