Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kesaksian Boediono Disangsikan

11 Mei 2014   01:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Benar kawan, tahun 2008 kita memang tidak merasakan apa-apa. Pertanyaan 'double' JPU dan Hakim seakan kurang percaya dengan kesaksian Pak Boed yang menganggap kronologisnya mirip dengan tahun 97-98. Pak Boed sampai harus bilang "yang mulia, saya menangani ini sudah lebih dari 30 tahun dan menjadi saksi bersama staff BI yang lain serta tau betul proses terjadinya krisisi 98. Kondisinya sudah gawat dan sangat mendesak untuk bergerak cepat"


Kalaupun Pak Boediono dan Bu Sri Mulyani sudah terkena sanksi sosial dengan label BERSALAH, saya tetap merasa bahwa yang dilakukan beliau saat itu sudah benar. Jelas kasus Century ini sangat rumit, dengan proses, analisa dan data yang harus bisa difahami oleh setidaknya dosen ekonomi. Jadi tidak bisa disederhanakan bahwa Pak Boediono dan Bu Sri Mulyani sebagai Gubernur BI serta Mentri keuangan saat itu sudah kongkalikong untuk mengucurkan dana 6.5 triliun sebagai biaya kampanye demokrat di pemilu 2009. Pak Boediono diangkat jadi wakil presiden agar tutup mulut, dan Bu Sri Mulyani 'diasingkan' agar jauh dari kejaran KPK. Tanggapan semacam ini sering saya baca dan dengar dari teman-teman kader partai sebelah yang seolah tau betul dengan data lengkapnya.


Tapi sebaiknya kita juga membuka mata bahwa pada tahun 2008 ada krisis global. Amerika merasakan bagaimana krisis tersebut menimpa mereka sampai harus dibantu stimulus dari bank setral (The Fed) dengan menghabiskan 850 triliun perbulan dalam jangka waktu 5 tahun. Jadi silahkan kalikan sendiri sudah berapa triliun yang dikeluarkan The Fed untuk Amerika sampai saat ini. Mungkin ini terkesan horor dan menakut-nakuti, tapi memang inilah yang terjadi.


Pada tahun 98 saya memang tak tau pasti apa yang terjadi, bagaimana kronologis dan sebagainya karena saat itu saya masih kelas 4 Sekolah dasar yang masih belum tau apa itu likuidasi, rush, neraca perdanganan, krus, stimulus, suku bunga, devisa dan sebagainya. Tapi di tahun 2014 ini saya menjadi lumayan mengerti bagaimana semuanya saling berkaitan dengan angka dan rumus rumitnya bergerak lebih deras dari detik jam. Sampai sekarang saya memang bukanlah ekonom, tapi pemahaman bahwa tindakan yang diambil oleh Sri Mulyani dan Boediono saat itu secara analisa ekonomi memang sudah benar.


Jadi sebaiknya kita berhenti menghujat dua orang super ini. Coba bayangkan kalian berada di posisi mereka dan harus mengambil kebijakan, setelah berhasil menyelamatkan ekonomi negara, rakyat malah menuduh kita koruptor? Jelas tidak akan ada bukti yang menyeret dua orang ini ke penjara. Alasan salah mengambil kebijakan juga tidak bisa dialamatkan, dan kalaupun salah dalam mengantisipasi, toh mereka sedang bertugas dan memikirkan nasib negeri ini dari ancaman krisis.


Sebaiknya KPK cukup menjerat 'rampok' Robert Tantular yang dituduhkan oleh JK dan pemerintah mengembalikan uang nasabah Century. Maka selesailah kasus yang dipolitisir oleh sejumlah kalangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun